FX Hadi Rudyatmo, yang merupakan Ketua DPC PDIP Surakarta, mengungkap pesan Megawati untuk Gibran. Pesan tersebut disampaikan sebelum Gibran sowan ke Megawati, tepatnya saat Kongres PDIP berlangsung.
"Beliau suruh (Gibran) belajar dulu jadi anggota partai, anggota DPRD, itu yang disampaikan kepada saya. Saya tidak nambahi dan tidak mengurangi," kata Rudy saat ditemui wartawan di rumah dinasnya, Kamis (24/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya santai aja. Apa pun keputusan DPP, saya juga punya keputusan!" tegas Rudy.
Rudy enggan memperjelas keputusan yang dia maksud. Keputusan itu, menurutnya, adalah sikap pribadinya.
"Ya rahasia. Itu aja belum dibahas kok. Saya kan orang politik, ya punya prinsip," kata Wali Kota Surakarta itu.
Sikap tegas itu diambil karena Rudy mengemban amanat dari kader-kader PDIP di Solo. Amanat yang dimaksud ialah mengusung satu pasang nama, yaitu Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.
![]() |
"Saya telah melaksanakan tugas partai sesuai peraturan partai nomor 24 tahun 2017. Perkara itu termuat apa kita baca aja. Saya mengakomodir anak ranting, ranting, PAC, semua mendukung Pak Pur dan Pak Teguh," ujar Rudy.
Kedatangan Gibran menemui Megawati pada Kamis (24/10) lalu dianggap sebagai langkah 'bypass' lantaran tak mendapat restu dari DPC PDIP Solo. Usai pertemuan, Gibran mengungkap isi pertemuannya dengan Megawati. Selama satu jam pertemuan, inti pembahasan Gibran dengan Megawati adalah seputar rencananya maju menjadi calon wali kota di Solo.
"Saya sampaikan keadaan di Solo seperti apa, saya sampaikan keseriusan saya untuk maju, saya sampaikan juga bahwa karena saya sudah punya KTA PDIP saya sampaikan ke Bu Mega bahwa saya tidak akan maju lewat independen seperti yang dikatakan di Solo kemarin, itu tidak benar," ucap Gibran.
"Itu saya tidak pernah berkata kepada siapa pun, di mana pun, kalau saya akan maju lewat independen. Saya sudah punya KTA PDIP, saya akan berjuang melalui PDIP juga," sambungnya.
Megawati pun disebut memberi wejangan politik kepada pria yang ingin mencalonkan diri di Pilwalkot Solo 2020 itu. Presiden RI ke-5 itu bahkan mewajibkan Gibran membaca buku. Pertemuan itu disebut sebagai 'kursus' politik.
"Semua buku Bung Karno yang bersifat wajib, termasuk Mas Gibran, pun juga oleh Ibu disarankan membaca 4 buku tersebut selain AD/ART partai. Dengan demikian, pertemuan tadi semacam kursus politik juga secara langsung dari Ibu Megawati Soekarnoputri kepada Mas Gibran," ungkap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Ketua DPP PDIP yang juga putri Megawati, Puan Maharani, mengungkap Gibran masih punya peluang untuk bisa maju sebagai cawalkot meski tak direstui DPC PDIP Solo. Kesempatan Gibran, disebut Puan, sama dengan calon-calon lain sesuai mekanisme yang berlaku.
"Ya iya dong (Gibran masih punya kesempatan). Semuanya dari mana saja dari siapa saja mekanismenya seperti itu. Pertama, mendaftar dulu, kemudian masuk fit and proper dan lain-lain, kemudian baru diputuskan," kata Puan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Mekanisme yang dimaksud Puan adalah mereka yang ingin maju mencalonkan diri dalam pilkada harus mengikuti mekanisme berjenjang di lingkup internal PDIP. Setelah di DPC, menurut Puan, PDIP masih memperbolehkan bakal calon yang ingin maju pilkada mendaftar melalui DPD dan DPP partai.
"Jadi jenjang itu sebenarnya masih bisa dilakukan. Dan mekanisme itu bisa saja dilakukan. Jadi memang selama belum ada keputusan kita membuka lebar pintu pendaftaran bagi siapa aja yang berminat untuk maju pilkada atau menjadi calon yang akan ikut pilkada melalui jenjang kepartaian tersebut," ujar Puan.
Saat ditanya soal adanya kemungkinan perpecahan di DPC PDIP Solo jika Gibran yang dipilih oleh DPP, sementara DPC sudah memiliki calon sendiri, Puan tak ingin berspekulasi. Menurutnya, masih banyak waktu menuju pergelaran Pilkada 2020.
"Ini kan pilkadanya juga masih tahun 2020, masih lama. Masih lama, masih lama, masih 2020," ucapnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini