"Sejujurnya tidak perlu minta maaf ya, karena ini hak prerogatif beliau. Jadi ini kebalik bahwa ini bukan hak prerogatif yang harus bagaimana, kayak kemarin Pak Wapres minta maaf, sekarang juga Pak Jokowi sebetulnya tidak perlu minta maaf," kata Wasekjen Hanura Bona Simanjutak di d'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau opsi oposisi tidak, sudah kemungkinan besar tidak, ketum kami sudah memperingatkan akan ada di pemerintahan. Jelas Pak OSO (Oesman Sapta Odang) mendukung Jokowi sudah seluruh all-out kondisi seperti konsolidasi internal merebut 2024," kata dia.
Hanura, menurut dia, sempat mengajukan beberapa nama untuk menjabat menteri atau wamen yang mempunyai pengalaman dan lulusan luar negeri. Namun Boni tidak menyebutkan nama kader Hanura yang disodorkan kepada Jokowi.
Lebih lanjut, Boni menjelaskan saat ini Hanura melakukan konsolidasi dengan kader di beberapa daerah. Setelah pemilu, kader Hanura disebutnya semakin solid.
"Kami banyak rapimda lho, penguatan konsolidasi. Saat ini Hanura sedang solid kan kembali pelajaran kami pileg alhamdulillah solid kembali," tutur dia.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa mengakomodasi semua pihak dalam penyusunan kabinet. Jokowi menyebut susunan menteri-wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sudah proporsional.
Dalam demokrasi, Jokowi mengatakan selalu ada yang terpilih dan tidak terpilih. Pun urusan kabinet yang dinamakan Jokowi sebagai Kabinet Indonesia Maju.
"Itulah meritokrasi, ada yang terpilih, ada yang tidak terpilih karena memang melalui sistem seleksi," kata Jokowi di Jakarta, Sabtu (26/10).
"Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya karena ruangnya hanya 34," tutur Jokowi.
Halaman 2 dari 2











































