Tentang Emak-emak 'Militan' dalam Perencanaan Gagalkan Pelantikan

Tentang Emak-emak 'Militan' dalam Perencanaan Gagalkan Pelantikan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 25 Okt 2019 15:14 WIB
Foto: Samsuduha Wildansyah/detikcom
Jakarta - Tiga orang emak-emak ditangkap polisi karena terlibat dalam perencanaan upaya menggagalkan pelantikan presiden pada 20 Oktober lalu. Ketiga wanita itu 'direkrut' oleh tersangka utama, Samsul Huda.

Ketiga tersangka perempuan itu yakni Edawati (56), Firdaus Ahmad Bawazier (58) dan Hilda Rachman Salamah (50). Dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/10/2019) lalu, ketiganya kenal dengan Samsul dalam pertemuan di aksi demo, pengajian hingga dalam acara sebuah diskusi.

Tersangka Edawati.Tersangka Edawati. Foto: Samsuduha Wildansyah


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu tersangka Edawati (55) mengungkap awal perkenalannya dengan Samsul di Guntur 49. Mereka kemudian saling bertukar nomor ponsel.

"Iya ibu memang sering ke sana, diskusi aja, emang ibu sering melihat," kata Edawati.

Edawati sendiri juga aktif dalam organisasi kemasyarakatan, seperti di Gubernur Muslim Jakarta (GMJ) dan Forum Umat Islam (FUI). Edawati juga mengaku aktif sebagai relawan di tim pemenangan paslon pada Pilpres 2019 lalu.

"Kalau organisasi ibu aktif di Gubernur Muslim Jakarta, FUI Al-Khaththath sebagai anggota aja. Terus waktu Pilpres kemarin mendirikan timses bersama temen-temen namanya Abadi Aliansi Pemenangan Prabowo-Sandi (AAPSI)," katanya.

Edawati juga aktif mengikuti serangkaian demo besar-besaran, seperti aksi 411 di Monas. Dia juga ikut hadir di aksi 212 Jilid I dan Jilid II.

"Ya kalau misalnya ada undangan aksi ibu hadir, itu pun kalau sehat badannya. (Aksi di depan Bawaslu) iya ada, waktu itu aktivisnya sama Sri Bintang," katanya.

Firdaus Ahmad Bawazier.Firdaus Ahmad Bawazier. Foto: Samsuduha Wildansyah


Begitu juga dengan tersangka Firdaus Ahmad Bawazier (58). Dia mengenal Samsul saat mengikuti aksi 212 di Patung Kuda beberapa waktu lalu.

"Waktu di Patung Kuda pernah ketemu dalam aksi damai 'kan pernah ada aksi damai yang salat magrib bersama-sama," kata Firdaus.

Firdaus mengaku aktif mengikuti sejumlah aksi, terutama aksi yang menyangkut kepentingan Islam.

"Yang pernah saya ikuti banyak, aksi damai 212, setiap kali 212 ada reuni saya datang. Salat tahajud, doa bersama terus pulang dan terakhir yang di Patung Kuda yang jam 12.00 malam udah pulang diarahkan ke Masjid Istiqlal itu," katanya.




Firdaus juga mengaku ikut dalam aksi di depan Bawaslu pada 21-22 Mei lalu. Saat itu dia ikut membantu sebagai tim medis. Dia juga pernah aktif sebagai relawan paslon pada Pilpres 2019.

"(Demo di Bawaslu) saya bagian logistik dan dibantukan di tim medis, saya kan di Seknas. Saya dulu GNCB gerakan cinta Prabowo itu. Di situ terima tamu banyak, relawan siapa yang mau bantu mah saya bantu di situ. Terus saya diperbantukan 'kan tamunya banyak, jadi giliran itu terus antar makanan," tuturnya.

Firdaus mengaku aktif mengikuti aksi demo karena kepeduliannya akan pergerakan Islam. "Ya supaya jadi saksi aja di hadapan Allah, bahwa saya juga nggak acuh tak acuh dengan pergerakan Islam," katanya.

Sementara tersangka Hilda mengaku kenal Samsul setelah dikenalkan oleh Edawati. Mereka saling mengenal saat bertemu di pengajian di Masjid Baiturahman, Saharjo, Tebet.

Hilda Rachman SalamahHilda Rachman Salamah Foto: Samsuduha Wildansyah


Sama halnya dengan Edawati dan Firdaus, Hilda juga sempat mengikuti sejumlah aksi, seperti aksi 411 dan 212. Hilda mengaku datang ke demo untuk ikut berdoa hingga melakukan peliputan.

"Ikut doa aja, datang juga sendiri nggak pernah romobongan. Saya itu datang di tempat demo, di tempat aksi siapa pun tidak pernah sama siapa pun, just only one, sendiri selalu. Ya semangatnya pengen tahu ada apa sih, kepo selain kita juga kalau untuk sebagai jurnalis kalau mau ya, kadang-kadang enggak, nggak terlalu menekuni," kata Hilda.

Saat ini ketiganya ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus perencanaan penggagalan pelantikan. Ketiganya punya peran masing-masing sebagai pendana hingga membantu turut serta merakit 'bom' bola karet.


Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads