Klenik dan Ide Lepas Monyet untuk Gagalkan Pelantikan Presiden Jokowi

Klenik dan Ide Lepas Monyet untuk Gagalkan Pelantikan Presiden Jokowi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 24 Okt 2019 16:31 WIB
Foto: Samsuduha Wildansyah/detikcom
Jakarta - Tersangka Samsul Huda Cs membuat sejumlah skenario untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober lalu. Selain dengan melempar 'bom bola karet', Samsul Cs juga berencana melepaskan monyet-monyet di DPR dan Istana Merdeka.

Dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/10/2019), Samsul menyebut ide melepas monyet itu datang dari suara 'emak-emak'. Emak-emak yakin monyet adalah jawaban untuk menolak 'bala' sehingga nantinya Jokowi gagal menjadi presiden.

"Ide itu datang dari emak-emak disampaikan, karena saya bisa terapi orang 'Pak Samsul 'kan bisa, ada ilmu kebatinan' kan gitu. Ya kalau hanya sekadar lepas monyet saya bisa," ujar Samsul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emak-emak itu yakin bahwa untuk menggagalkan Jokowi adalah dengan menyebarkan monyet di DPR dan Istana Merdeka. Mereka percaya hal-hal klenik bisa menggulingkan Jokowi.

"Mereka katakan penangkal Jokowi, Jokowi katanya pake dukun, penangkalnya adalah pake dukun yang punya kekuatan kodok. Katanya penangkalnya bisa dihancurkan oleh monyet," tuturnya.

"Ide bukan dari saya, justru dari emak-emak. Kalau saya nggak punya ide (lepas monyet) dan saya nggak yakin sama klenik-klenik itu karena hidup ini di dunia nyata dan saya baru tahu kalau monyet suka sama kodok," sambungnya.

Meski tidak percaya akan hal itu, namun akhirnya Samsul Cs membeli 9 ekor monyet seharga masing-masing Rp 350 ribu. Monyet-monyet itu dibeli di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

"Rencananya dilepas 3 monyet di DPR dan 6 monyet di Monas, saya sampaikan seperti itu," ucapnya.




Samsul mengumpulkan dana dari sejumlah donatur untuk membeli sejumlah perlengkapan untuk membuat 'bom bola karet' dan monyet itu. Dari 3 emak-emak yang menjadi donatur yakni Edawati, Firdaus Ahmad Bawazier dan Hilda Rachman Salamah.

"Dari kawan-kawan pergerakan saja, Bu Ayu bantu saya dengan tunai Rp 250 ribu, transfer Rp 700 ribu, Bu Firda tunai Rp 300 ribu dan transfer Rp 800 ribu, Iu Edawati Rp 300 ribu. Itu aja kawan-kawan aja, tidak ada pendana khusus," lanjutnya.

Samsul juga sempat meminta dana kepada Eggi Sudjana. Namun menurutnya Eggi tidak meresponsnya.

"Sempat minta Rp 500 ribu, tapi dia nggak merespons sama sekali karena sejak awal dia bilang konstitusional dia bilang gitu," katanya.



Simak Video "Jalan Panjang Menuju Pelantikan Jokowi-Ma'ruf"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads