"Memang itu bagus, mungkin bisa dilakukan bertahap, tidak sekaligus," kata Ade, di Masjid Jami Al Karimah, Desa Cijujung, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jumat (25/10/2019).
Ade mengatakan, pemangkasan pejabat eselon dari 4 level ke 2 tingkat, tidak mempengaruhi pelayanan ke masyarakat. Dia menjelaskan, pelayanan kepada masyarakat bergantung tugas dan masing-masing orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang lebih kepada fungsional ya. Dinas Ketahanan Pangan misalkan, yang ahli di bidang ketahanan pangan. Jadi saya pikir selama dia ada di situ, dia bekerja. Apa pun latar belakang pendidikan, keahliannya, ya no problem. Berdasarkan skill dan kemampuan saja," ungkap dia.
Sedangkan, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, ia belum mengetahui secara pasti tentang hal tersebut. Dia pun mengungkapkan, ada kekhawatiran bila pejabat eselon disederhanakan. Pejabat yang sudah memiliki jabatan, kata Iwan, tidak akan memiliki kebanggan lagi.
"Ya itu, pride, kebanggaan promosi. Nah sekarang kalau pelaksana masuk ke Kasie (Kepala Seksi), itu eselon berapa. Nah ini kalau dipangkas, misalnya eselon IV ya, dihilangkan, itu posisi Kasie sebagai apa, eselon berapa. Berarti Kasie itu tidak punya eselon. Aturannya harus bagaimana. Nah nanti kita lihat aturannya seperti apa," ungkap Iwan.
Halaman 2 dari 2