Hendak Gagalkan Pelantikan Pakai 'Bom' Bola, Samsul Pantau Demo-demo

Hendak Gagalkan Pelantikan Pakai 'Bom' Bola, Samsul Pantau Demo-demo

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 24 Okt 2019 22:19 WIB
Foto: Samsul Huda (Samsuduha Wildansyah/detikcom)
Jakarta - Tersangka Samsul Huda merencanakan menggagalkan pelantikan presiden 20 Oktober lalu dengan melempar 'bom bola karet' hingga melepas monyet di Gedung DPR. Samsul sempat memantau gelombang demo yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dalam wawancara dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/10/2019), Samsul mengaku ikut memantau aksi sejak 24 September.

"Kalau yang tanggal 24 September itu saya ada di jembatan Slipi, memantau, ternyata saat itu ricuh sampai halte busway dirusak dan yang merusak bukan mahasiswa, tetapi masyarakat setempat," kata Samsul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samsul juga mengaku ikut turun saat Aksi Mujahid 212 di kawasan Monas, 28 September lalu. Namun saat itu dia posisinya di Jalan Gerbang Pemuda, yang diklaimnya untuk melihat aksi lain.

"Saya ikut ke lokasi aksi dan memantau itu kalau di TVRI itu saya langsung ada di gedung TVRI itu sekitar 28 September itu," jelas Samsul.

Pada aksi 24 September, Samsul menyaksikan aksi yang berakhir ricuh. Massa demo ditembaki dengan gas air mata, sehingga terbersit idenya untuk membalas petugas dengan 'bom bola karet'.

Setelah itu, dia mulai merakit 'bom bola karet' yang diisi gotri, mesiu dan sejumlah kelereng. Tadinya, peluru bola karet sebesar bola kasti itu akan dia titipkan ke massa mahasiswa.

"Tapi setelah itu tidak ada lagi aksi," imbuhnya.





Samsul juga mengaku sempat melakukan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa. Namun dia tidak jadi memberikan 'bom bola karet' itu karena menurutnya mahasiswa itu tidak jelas almamaternya.

"Rencananya hanya dibagi ke mahasiswa. Kita sempet ada pertemuan ke beberapa orang, ternyata yang datang bukan mahasiswa hanya orang nggak ada label makannya nggak kita kasih," sambungnya.

Selain tidak memiliki almamater yang jelas, kelompok mahasiswa itu tidak jadi dibagi peluru bola karet karena tidak memiliki massa yang cukup untuk melakukan perlawanan.

"Makanya sampai tanggal 19 September nggak kita bagikan dan pembuatan ketapel nggak kita selesaikan. Kita nggak mau sembarangan kasih, ini 'kan hanya untuk batasi gerakan Brimob ke mahasiswa. Ini kalau kita bagikan saat Brimob belum bertindak kan selalu diperingatankan untuk mundur," lanjutnya.

Total ada 22 ketapel sebagai pelontar dan ratusan peluru bola karet yang dipersiapkan oleh Samsul Cs. Menurutnya, bahan-bahan itu dia siapkan untuk aksi menjelang pelantikan presiden.

"Ini hanya untuk demo dari 14 sampai 20 Oktober, karena ada beberapa kawan bilang demo besar pas 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda," tandasnya.



Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads