Dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Polda Metro Jaya pada Selasa (22/10/2019), Samsul mengungkapkan bahwa rencana itu adalah idenya sendiri. Ia mengaku tidak mendapatkan perintah dari seseorang dalam perencanaan tersebut.
"Sebetulnya perencanaan matangnya tanggal 12 Oktober, karena 24-25 September itu masih dalam ide. Ide itu saya sampaikan ke kawan saya, Pepep," kata Samsul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena lihat banyaknya gas air mata yang gencar ke mahasiswa," katanya.
Samsul sendiri tidak memiliki latar belakang untuk merakit 'bom'. Samsul memiliki ide membuat peluru bola karet itu karena pernah menjadi pecinta alam.
"Saya dulu aktif di pencinta alam, saya sering latihan survival mungkin itu yang punya ide itu. Kalau untuk gotri yang nyari Pepep, saya hanya kasih uang ke dia," tuturnya.
Samsul awalnya memesan 100 buah ketapel kepada tersangkaRiski. Namun kemudian hanya 22 buah ketapel yang diambilnya.
Sebagai peluru, dia membuat bola karet yang di dalamnya berisi gotri dan sejumlah kelereng. Adapun bahan-bahannya di antaranya ban dalam bekas, gotri, kelereng, dan lain-lain.
Menurutnya, peluru bola karet ini bisa meledak ketika dibenturkan dengan benda keras. Namun, menurutnya, tidak cukup untuk memberikan efek dahsyat.
"Nggak bisa melukai, karena mereka (polisi) punya tameng yang sangat kuat. Gotri kalau gunakan ketapel sulit meledaknya, apalagi dilempar. Dia dilempar harus berbenturan dengan benda keras," tuturnya.
Samsul sendiri sudah melakukan eksperimen terhadap 'bom bola karet' buatannya itu. Eksperimen itu dia lakukan 2-3 hari setelah membeli perlengkapan.
"Sudah, kalau kita lempar kalau nggak berbenturan dengan benda keras itu nggak meledak. Kalau dengan ketapel meledak, ada percikan api seperti kita gunakan petasan," lanjutnya.
Samsul berencana memberikan 'bom bola karet' itu kepada mahasiswa massa demo yang akan gelar aksi menjelang pelantikan presiden. Namun Samsul belum sempat memberikannya kepada kelompok mahasiswa karena tidak ada massa pedemo.
"Semua undangan itu nggak ada massa, nah untuk apa kita bikin sampai 200 karena demo nggak ada, cukup 22 aja," tuturnya.
(mei/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini