Berdasarkan pantauan detikcom di Halte Harmoni Sentral, Senin (14/10/2019), salah satu bus merek Zhongtong sudah tampak melintas di jalanan aspal. Bus gandeng tersebut melayani koridor 1 TransJakarta Blok M-Kota.
Tak seperti pendahulunya yang didominasi merah dan oranye, bus Zhongtong kali ini didominasi biru dan putih. Logo Zhongtong terlihat di 'hidung' bus. PT TransJakarta membenarkan bus Zhongtong sudah beroperasi lagi. Operatornya adalah Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengadaan bus Zhongtong dimulai sejak tahun 2012. Awalnya, ada sekitar 66 bus yang dibeli dari perusahaan Zhongtong Bus Holding, China.
Saat itu, warna bus ini didominasi oleh warna merah dan oranye. Sedang interior di dalam bus, terdapat sekat antara ruang pengemudi dan penumpang. Ada 40 kursi penumpang dan puluhan pegangan untuk penumpang berdiri. Di dalam bus juga terdapat 5 tabung pemadam kebakaran, 7 Palu untuk memecahkan kaca dan 4 buah CCTV.
Namun dalam perjalanannya, bus Zhongtong ini menuai kontroversinya. detikcom para Senin (14/10) merangkum beberapa kontroversi bus pabrikan negeri tirai bambu itu:
1. Heboh Karena Kasus Korupsi
Pada tahun 2015, bus Zhongtong ini heboh. Pasalnya, bus ini jadi objek korupsi.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono dihukum 13 tahun penjara dalam kasus pengadaan bus TransJakarta pada tahun 2012 dan 2013. Bus tersebut adalah Zhongtong.
Udar dianggap berperan dalam meloloskan perusahaan importir PT Mobilindo untuk mengimpor Zhongtong. Padahal, secara kualifikasi bus ini tak memenuhi syarat.
2. Pernah Terbakar Karena Kualitasnya Dipertanyakan
Bus Zhongtong juga pernah terbakar saat melintas di depan Gedung PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada 8 Maret 2015. Bagian yang terbakar ini terletak pada mesin belakang bus. Padahal, bus itu baru tiga hari beroperasi.
![]() |
Akibat insiden ini, kualitas bus Zhongtong dipertanyakan. PT Transjakarta sampai meminta pihak Zhongtong untuk memberikan surat jaminan kelayakan.
"Saat ini pihak TranJ sedang meminta kapan pihak Zhongtong memberikan surat jaminan bahwa busnya laik pakai. Kalau busnya bagus seharusnya tidak takut memberikan surat jaminan bahwa busnya laik pakai," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Kosasih mengatakan TransJ mengeluarkan biaya milaran rupiah tiap tahun untuk perawatan, servis ringan dan juga servis besar untuk bus Zhongtong itu. Sehingga TrasJ merasa dirugikan.
"Maka dari itu pihak agen pemegang merek (APM) mau bertanggung jawab penuh. Kami sedang selidiki apakah kerusakan ini karena cacat produksi atau masalah teknis. Kalau cacat produksi kami akan minta ganti semua, tapi kalo masalah teknis kami minta diperbaiki semua," katanya.
Buntutnya, sedikitnya 30 bus Zhongtong stop beroperasi. Bus ini dioperasikan lagi hingga ada jaminan kelayakan.
3. Bikin Kapok Ahok
Saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok pun pernah dibikin kapok dengan pengadaan bus Zhongtong ini. Pasalnya, merek tersebut ia nilai tak jelas.
"Kita nggak mau lagi yang nggak jelas. Misal kamu punya uang, mau beli motor, mau beli merek Ahok apa merek Yamaha? Ya Yamaha dong," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (4/8/2015).
Ahok mengatakan produk Zhongtong itu tak jelas. Bahkan dia menyarankan mestinya yang dibeli adalah merek terkenal saja.
"Lo gila belum pernah denger motor merek Ahok tiba-tiba mau kamu beli. Harganya beda sedikit pula. Nah TransJakarta itu berani tuh beli itu. Nggak jelas. Saya baru denger nama Zhong Tong dulu kan, Wei Chai gitu lho. Kenapa gak beli Mercedes Benz gitu lho," bebernya.
4. Sempat Ditoleransi Ahok
Berselang setahun kemudian, 23 Bus Zhongtong didatangkan kembali. Hal ini karena masih adanya kontrak di masa lalu dengan Perum PPD. Bus-bus itu pun tampak terparkir di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ahok sempat memberikan toleransi. Jika rusak atau terbakar lagi, maka Ahok tak akan segan untuk menyetop bus Zhongtong.
"Silakan tapi begitu satu (bus) rusak, kebakar kami akan stop semua (operasi bus Zhongtong)," kata Ahok di Rumah Lembang, Rabu (7/12/2016).
Ahok juga menyampaikan bahwa pembelian bus Zhongtong bukan dari pihak TransJakarta, pembelian dilakukan oleh Perum PPD.
"Kita bayar lebih murah itu bukan milik TransJakarta, itu adalah pesanan lama PPD," ujar Ahok.
5. Zhontong Mengaspal Lagi Karena Kontrak
Zhongtong kembali mengaspal lagi. Hal ini dikarenakan Zhongtong masih terkait dengan pelaksanaan kontrak.
"Ini ceritanya adalah pelaksanaan kontrak yang tidak dapat dipenuhi PPD pada waktu itu, sehingga terbit penalti dan baru bisa dipenuhi sesuai kontraknya pun ini baru sebagian," ucap Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas TransJakarta Nadia Diposanjoyo saat dimintai konfirmasi, Senin (13/10/2019).
Bus-bus tersebut bukan didatangkan pada tahun ini, melainkan telah tiba di Jakarta pada 2016. Saat itu, kedatangan bus ini memang ditoleransi Ahok.
"Yang jelas, pengoperasian bus ini adalah bentuk dari pelaksanaan kontrak tahun 2013. Oleh karena PPD tidak dapat menyerahkan bus pada waktu yang ditentukan, maka terjadi dispute tahun 2016 dan diselesaikan melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)," kata Nadia.
"Pada Juli 2018, BANI mengeluarkan putusan agar TransJakarta mengoperasikan 59 unit bus gandeng merek Zhongtong berdasarkan kontrak tahun 2013 dan tetap membayarkan penalti dari wanprestasinya," ucap Nadia.
Halaman 2 dari 3