Sebagaimana diketahui, Wiranto ditusuk sekitar pukul 11.30 WIB, Kamis (10/10/2019), di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Pelaku penusukan bernama Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara. Polisi menyebut Abu Rara terpapar ISIS dan tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Selain meringkus Abu Rara, polisi menangkap seorang wanita.
BIN sendiri memastikan bahwa pelaku memang tergabung dalam kelompok JAD. "Bahwa dari dua pelaku ini kita sudah bisa mengidentifikasi bahwa pelaku adalah kelompok JAD Bekasi," ujar Kepala BIN Budi Gunawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto adalah pejabat tinggi pertama RI yang diserang langsung oleh mereka yang terkait ISIS. Wiranto pun diketahui pernah beberapa kali melontar pernyataan terkait bahaya ISIS. Berikut ini daftarnya:
1. Wiranto ingin eks ISIS dibuat stateless
Wiranto bersama BNPT pernah mendukung warga negara yang terpapar ISIS dibuat stateless alias tidak berkewarganegaraan. Wiranto ingin hal ini ada dalam revisi UU antiterorisme. Langkah ini dianggap efektif untuk membuat takut WNI yang bergabung dengan ISIS.
"(Di dalam) Revisi UU ada, warga negara yang jelas-jelas membantu teror dicabut warga negaranya. Cabut saja biar stateless, nggak punya warga negara. Jadi gampang dikejar-kejar," ujar Wiranto seusai acara HUT ke-7 BNPT di Sentul, Bogor, Senin (17/7/2017).
Selain itu, Wiranto menceritakan bagaimana kekejaman ISIS di berbagai negara. Dia menyebut ISIS merekrut orang tanpa pandang bulu.
"ISIS itu, waktu merekrut orang, tidak pandang bulu, tua, muda, atau kecil direkrut. Fillmnya ada, disiarkan di seluruh dunia. Di mana anak-anak kecil pada tingkat SD, bahkan di TK, sudah diajari pegang senjata. Anak kecil sudah diajari bagaimana menyembelih orang dan sebagainya. Itu ada," paparnya.
2. Wiranto sepakat bekerja sama dengan FIlipina untuk menggempur ISIS
Wiranto pernah menyepakati undangan dari Presiden Filipina terkait latihan militer bersama. Latihan tersebut merupakan bagian upaya untuk menggempur ISIS yang saat itu sedang menguasai Marawi, Filipina.
"Undangan Presiden Duterte yang mengizinkan, sebenarnya ada satuan-satuan darat untuk membantu penggempuran di Marawi. Tetapi tentunya tidak sesederhana itu, karena harus melewati satu operasi prosedur bersama yang cukup rumit. Dan harus melewati batasan-batasan konstitusional di negara masing-masing. Maka kita sementara sepakat melakukan pelatihan bersama," ujar Wiranto pada acara HUT ke-7 BNPT di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/7/2017).
Wiranto saat itu menegaskan ISIS merupakan sebuah ancaman baru bagi dunia. ISIS secara nyata mengancam kehidupan umat manusia.
"Kita sedang menghadapi ancaman baru dunia. Bukan invasi satu negara ke negara lain, tapi ancaman yang sudah nyata-nyata mengancam kehidupan kita sebagai umat manusia," ucapnya.
3. Wiranto membantah jika Poso disebut sebagai basis ISIS
Wiranto tak setuju jika salah satu wilayah Indonesia, yakni Poso, disebut sebagai basis ISIS di Asia Tenggara. Wiranto memastikan, jika memang ISIS punya basis di Poso, tentu sudah digempur terus-menerus.
"Tapi ternyata di Poso kan kita gempur terus. Basisnya kita awasi. Kita eliminasi. Kita kepung dan sekarang tinggal 6 orang lah kira-kiram sehingga tidak pas atau tidak tepat Poso sebagai basis baru ISIS di Asia Tenggara. Kemudian mereka mengarahkan ke Filipina Selatan. Dan sekarang sudah terjadi di sana. Digempur lagi oleh Filipina," kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Wiranto mengatakan Indonesia juga akan melaksanakan koordinasi dengan 5 negara lain terkait upaya penanggulangan terorisme, yakni Selandia Baru, Australia, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina.
4. Wiranto mengimbau masyarakat tak perlu khawatir soal ancaman ISIS
Wiranto pernah mengimbau masyarakat agar tak perlu khawatir ketika kelompok militan ISIS sedang berkonflik di Filipina. Wiranto memastikan bahwa aparat keamanan sudah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman ISIS.
"Mereka sudah membuat langkah-langkah posko bersama, kemudian TNI ada penambahan pasukan di pulau-pulau terluar. Kemudian TNI AL melaksanakan patroli maritim yang lebih tepat dengan menempatkan kapal-kapal perang kita di daerah-daerah itu," ujar Wiranto kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
"Kemudian juga pemantapan dari pos-pos di masyarakat untuk bisa melakukan early warning system, melaporkan secepatnya kepada aparat keamanan. Jadi saya kira kita tidak perlu khawatir soal itu. Kita sudah melakukan langkah-langkah yang cukup luar biasa," sambungnya.
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini