Lokasi perburuan harta karun Kerajaan Sriwijaya itu berada di lahan bekas kebakaran hutan. Lokasi berburu harta karun itu tepatnya berada di lahan kosong yang kini sudah dibuat kanal seluas 500 hektare.
Salah satu warga yang ikut berburu harta karun, Denni, mengatakan penemuan harta itu sebenarnya pernah terjadi saat lahan yang terbakar pada 2014 dan 2015 padam. Saat itu, air sungai di lokasi surut, sehingga warga disebutnya tak sengaja menemukan emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perburuan harta karun itu pun kini makin marak. Warga berebut harta karun berbentuk cincin, emas, guci, dan benda-benda purbakala lainnya yang diduga bekas peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Maraknya pencarian harta karun diduga peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini membuat Balai Penelitian Cagar Budaya (BPCB) Sumbagsel di Jambi menurunkan tim ke lokasi.
"Kami sudah mendapatkan informasi itu. Rencana kalau tidak besok ya hari Senin ini tim akan turun ke lokasi," kata Kepala BPCB Jambi, Iskandar M Siregar, Sabtu (5/10/2019).
Menurut Iskandar, tim akan memastikan ada-tidaknya temuan terbaru terkait jejak Kerajaan Sriwijaya. Sebab, pencarian di lokasi, disebut sudah dilakukan sejak 2015.
Sedangkan polisi ikut mengecek lokasi penemuan harta karun yang diduga sisa Kerajaan Sriwijaya itu. Polisi menegaskan kabar penemuan harta karun Sriwajaya itu hoax.
"Kemarin saya sudah turun langsung ke lokasi yang disebut, memang ada di situ kami temukan warga dan mencari emas," kata Kapolres OKI AKBP Donni Eka saat dimintai konfirmasi, Selasa (8/10).
Meskipun ada warga sekitar melakukan pencarian, Donni memastikan tak ada yang dapat harta karun peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Mereka hanya dapat serbuk-serbuk dengan cara mendulang.
"Kalau ada yang bilang dapat harta karun Kerajaan Sriwijaya seperti yang ramai, itu saya katakan itu hoax. Kami sudah temui juga pembeli-pembeli emas di sana, tapi tidak tahu apakah emas dari mana," kata Donni.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini