Bogor - Sungai Cileungsi di Kabupaten Bogor tercemar hingga membuat ikan-ikan mati. Menurut Bupati Bogor
Ade Yasin, sungai tersebut sudah tak bisa lagi menjadi sumber kehidupan.
"Sungai kita sudah hitam. Sudah tidak bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia, hewan, dan ini saya tadi ngobrol, ini tugas berat kita untuk bagaimana mengembalikan sungai ini untuk bisa kembali dinikmati masyarakat. Jadi kita akan melakukan upaya-upaya agar kembali menjadi sungai," kata Ade usai meninjau kondisi Sungai Cileungsi, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan jika kualitas sungai tersebut tak diperbaiki, bukan hanya hewan yang bisa mati tapi juga manusia. Ade menyebut nantinya lama-lama pencemaran dari sungai itu akan masuk ke aliran darah manusia.
"Jangankan ikan, hewan, manusia aja berendam di situ lama-lama mati. Tapi saya tidak suruh mandi di situ. Tapi pasti, lama-lama masuk situ, lama-lama masuk ke aliran darah, lama-lama mati juga," ucap Ade.
Ade menyebut saat ini Pemkab Bogor terus berupaya menindak pabrik-pabrik yang menyebabkan Sungai Cileungsi tercemar. Menurutnya, ada 54 perusahaan yang sudah ditindak dan 11 di antaranya sudah diproses di pengadilan.
"Ini sudah saya berikan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari dan sudah ketemu beberapa perusahaan dan akhirnya sudah diangkat juga dan dilaporkan kepada kepolisian dan sudah diadili di pengadilan dan sudah juga didenda tetapi dendanya belum memuaskan. Hukumnya ringan sehingga saya perlu dukungan dari aktivis," tuturnya.
Dia mengaku pusing saat mencium bau sungai tersebut. Ade mengaku malu dengan masyarakat yang tiap hari menghirup bau sungai tersebut.
"Tadi saya turun langsung ke bawah dan mencium langsung baunya. Kata Pak Kalak, dia pusing cium baunya. Kepalanya saya pusing. Saya bilang saya juga pusing tapi pura-pura saja Pak, saya malu kalo saya bilang pusing. Karena pasti baru segitu saja sudah pusing, bagaimana dengan masyarakat yang ada di sekitar yang tiap hari mencium bau ini," ucap Ade.
Ade mengimbau warga sekitar sungai tak membuang sampah sembarangan. Dia mengatakan sudah menganggarkan pembelian tempat sampah yang banyak agar warga tak lagi buang sampah sembarangan.
"Ketika keluhan masyarakat, nggak ada tempat sampah. Di perubahan anggaran saya sudah perintahkan Kadis DLH untuk membeli tempat sampah yang banyak," ucapnya.
Meski demikian, dia melihat masih ada warga yang buang sampah sembarangan. Ade mencontohkan kondisi di Cibinong.
"Contohnya di Cibinong saja, banyak sampah berserakan di pinggir-pinggir jalan, di tengah jalan. Saya perintahkan, Pak taruh di situ tempat sampah di sepanjang jalur antara pakansari dengan Bappeda itu, paling berapa mete. Pas saya lewat kok masih ada sampah di bawah tempat sampah. Penasaran lah saya pengen tahu. Begitu saya turun, tempat sampahnya kosong tapi di bawah tempat sampahnya itu ada banyak sampah. Saya bilang ini orang otaknya di mana. Sudah ditaruh tempat sampah tapi sampahnya masih ditaruh di bawah tempat pembuangan sampah," ucap Ade.
Dia pun mengatakan sudah melakukan program Jumat bersih hingga tangkap tangan pembuang sampah dan kemudian dihukum denda. Meski demikian, dendanya masih rendah.
"Ketahuan, padahal kalau orang yang punya rumah makan minimal kan dia sekolah, dia punya duit buat buka usaha. Tapi otaknya masih kurang waras juga gitu, masih buang sampah limbah restorannya ke sembarang tempat. Itu juga kena OTT cepat viral. Ini jadi pelajaran supaya membuat jera. Saya nggak mau buat susah tapi bikin jera," ujarnya.
Ade menyebut Kabupaten Bogor sudah punya program Bogor asri tanpa plastik. Semua supermarket di wilayahnya tak boleh menyediakan kantong plastik agar masyarakat membawa kantong belanja sendiri.
"Saya iseng, ketika isi bensin tol, ada ibu2 belanja. Begitu kata kasirnya, Bu mohon maaf nggak ada kantong plastik, sekarang udah nggak ada. Kenapa? Kata ibu tersebut. Sudah ada peraturannya Bupati Bogor Asri tanpa Plastik. Kalau mau, ini beli yang bisa dipakai beberapa kali, harganya Rp 7.000. Dia nggak mau, dibawa belanjaannya pakai tangan. Langsung ngedumel, ini Bupati ada2 saja, ngeriwehkeun (susah). Saya dengar, tapi saya pura-pura saja," jelasnya.
"Mungkin ini baru satu yang kedengaran sama saya, mungkin ada banyak ibu-ibu lain yang ngomong seperti itu tapi itulah perjuangan," pungkas Ade.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini