Tujuh orang gelombang pertama dipulangkan atas nama, Hatib, Juher, Nuruh Huda, Fikri, Rofudin dan Taufiq, dan Aspihani. Mereka merupakan penjual remote televisi keliling di daerah Waena, Jayapura. Ketujuhnya tiba di Serang sekitar pukul 14.30 WIB.
Foto: Warga Banten yang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena (Bahtiar/detikcom) |
Taufiq mengatakan, warga Banten yang di Papua khususnya di Jayapura ada yang di Wamena, Waena, kawasan yang disebut daerah Ekspo dan Abe. Menurutnya, saat di Jayapura ada rentetan kerusuhan yang membuat warga resah dan ingin pulang kampung namun terkendala biaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu itu, katanya tidak ada warga khususnya pendatang yang berani keluar rumah. Sebagian warga Banten juga ingin pulang karena kondisi yang tak kondusif.
Lalu, pada 23 September, di Waena juga ada kerusuhan dan di kawasan yang disebut daerah Ekspo. Banyak warga yang mengungsi termasuk ke kantor Korem.
"Waktu kerusuhan ngungsi semua ke Korem, kalau saya kebetulan di asrama tentara, jadi nggak ngungsi lagi," kata Taufiq yang dari 2009 berjualan remote di Jayapura.
Saat itu menurutnya komunikasi juga terputus. Termasuk untuk menghubungi rekan sesama tukang remote keliling di Wamena bernama Ali.
Tapi untungnya, rekannya tersebut bisa pulang menaiki pesawat Hercules. Setahunya, tak ada lagi warga Banten yang di Wamena. (bri/fdu)












































Foto: Warga Banten yang mengungsi akibat kerusuhan di Wamena (Bahtiar/detikcom)