"Pencarian itu harta karun itu udah lama dilakukan. Tetapi memang selalu ramai saat musim kemarau dan karhutla saat ini," ujar Kabag Humas Pemkab OKI, Adi Yanto, saat dimintai konfirmasi, Jumat (4/10/2019).
Dikatakan Adi, perburuan harta karun di daerah Cengal sudah terjadi sejak 2015. Namun, saat musim kemarau, harta karun berupa emas, kendi, akan muncul ke permukaan karena air surut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kemarau pasti banyak yang cari dan dirikan tenda di lokasi. Kami pihak pemkab nggak bisa apa-apa, melarang juga tidak bisa. Hanya minta ke seluruh masyarakat untuk melaporkan temuan," katanya.
Sementara Kabid Kebudayaan Disbudpar OKI, Nila Maryati, mengaku barang-barang bersejarah itu ditemukan bukan hanya di daerah Cengal, tetapi ada juga di daerah Tulung Selapan dan Air Sugihan.
"Bukan hanya di Cengal, Tulung Selapan dan Air Sugihan juga pernah. Itu wilayah pesisir timur OKI udah sering ditemukan benda-benda bersejarah," tutur Nila ketika dimintai konfirmasi terpisah.
Secara tegas, Nila menyebut barang itu tidak hanya peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, tetapi juga ada peninggalan pra-Kerajaan Sriwijaya.
"Dilihat dari barang-barang yang didapat bukan hanya era Sriwijaya, pra-Sriwijaya juga ada ditemukan. Termasuk prasasti batu ditemukan di Cengal," ungkap dia.
![]() |
Khusus untuk penemuan batu prasasti, diketahui sudah dibawa pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbagsel dan berkantor di Jambi.
Terkait perburuan harta karun, Nila mengaku sudah berkoordinasi dengan BPCP dan Badan Arkeolog Sumsel. Tetapi Nila mengaku tidak bisa melarang.
"Kalau kita melarang ya susah, makanya tempo hari kita sosialisasi dan memang itu masyarakat cari di sana. Sosialisasi soal kondisi barang, jangan dijual pada pihak asing dan didaftarkan," sebutnya.
"Tak boleh dijual ke kolektor asing. Kalau kami sudah sosialisasikan, boleh barang itu dimiliki masyarakat, tapi tahu barang itu nanti kepemilikan sama siapa. Kalau mau penelitian mudah dicari," imbuh Nila.
Seperti diketahui, warga ramai-ramai mendatangi lokasi karhutla di OKI untuk berburu harta karun. Banyak warga yang mendapatkan emas, yang disebut peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Emas-emas itu dijual hingga harga puluhan juta rupiah. Untuk berburu emas, banyak warga yang sampai mendirikan tenda di lokasi.
Halaman 2 dari 2