"Istri dan anak saya dapat emas sekitar 4-5 gram, kalau harga normal itu hanya Rp 3 jutaan. Tapi karena motif dan batu merah, dihargai Rp 35 juta," kata warga, Denni, saat dimintai konfirmasi lewat telepon, Jumat (4/10/2019).
![]() |
Melihat emas itu punya motif dan nilai sejarah, Denni pun tidak menjualnya. Ia memilih menyimpan harta karun tersebut sebagai koleksi pribadi.
Pencarian harta karun bekas Kerajaan Sriwijaya sendiri telah dilakukan pada 2014-2015. Saat itu lahan milik perusahaan PT Bumi Mekar Hijau (BMH) kekeringan dan sempat terbakar.
Tidak lama setelah kebakaran, warga menemukan emas di lokasi. Penemuan itu membuat geger warga hingga pada akhirnya terus dilakukan pencarian.
Pencarian sendiri mulai marak dilakukan saat musim kemarau. Sebab, kondisi air di lahan tersebut mengering dan gambut mudah digali hingga kedalaman 1 meter.