Dalam memimpin MPR lima tahun ke depan, Bamsoet akan didampingi sembilan tokoh yang mewakili fraksi masing-masing, yakni Ahmad Basarah (F-PDI Perjuangan), Ahmad Muzani (F-Gerindra), Lestari Moerdijat (F-Partai NasDem), Sjarifuddin Hasan (F-Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (F-PKS), Zulkifli Hasan (F-PAN), Arsul Sani (F-PPP), dan Fadel Muhammad (Kelompok DPD).
Keberhasilan Bambang Soesatyo menduduki kursi Ketua MPR tak bisa dilepaskan dari kerja keras Fraksi Partai Golkar MPR yang dipimpin Zainuddin Amali. Fraksi Partai Golkar terus melakukan lobi-lobi pada delapan fraksi lain dan DPD untuk kebulatan dukungan terhadap Bamsoet. Dengan demikian, sukses Bamsoet adalah kemenangan Fraksi Partai Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kalkulasi politik pascareformasi, ini merupakan yang pertama kalinya Partai Golkar menjadi Ketua MPR. Setelah reformasi, kursi Ketua MPR berturut-turut diduduki oleh Amien Rais (PAN/1999), Hidayat Nur Wahid (PKS/2004), Taufik Kiemas (PDIP/2009), dan terakhir Zulkifli Hasan (PAN/2014)," kata Ketua Fraksi Golkar di MPR Zaenuddin Amali kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).
Tidak bisa dipungkiri bahwa pencapaian Bamsoet ke tampuk pimpinan MPR tak bisa dilepaskan dari kerja keras para kader Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, khususnya dari lobi-lobi yang cakap dan lihai dari DPP Partai Golkar dan Fraksi Golkar di MPR.
"Semua kader Golkar bekerja keras di bawah pimpinan Airlangga Hartarto. Bekerja bersama-sama untuk membuat Partai Golkar kembali diperhitungkan. Keberhasilan Bamsoet menduduki kursi Ketua MPR sulit dicapai jika Partai Golkar tidak merebut kursi terbanyak kedua di DPR pada Pileg 2019 ini," lanjutnya.
Catatan menunjukkan Golkar pernah menempati peringkat kedua dalam perolehan kursi DPR, yakni pada pemilu 2009. Namun saat itu Partai Golkar gagal merebut kursi Ketua DPR dan luput merebut kursi Ketua MPR.
Oleh karena itu, secara politis bahkan bisa disebutkan, sebagai pimpinan Partai Golkar, Airlangga Hartarto-lah yang paling berperan dalam mengembalikan kursi Ketua MPR kepada kader terbaik partai sekarang.
Di tengah terjadinya erosi semangat kebangsaan, menurunnya nilai-nilai nasionalisme, cinta Tanah Air, bela negara, dan militansi kebangsaan di dalam berbagai kehidupan dan lapisan masyarakat, naiknya Bamsoet ke tampuk pimpinan tertinggi MPR menjadikannya tantangan tersendiri. Hal ini juga menjadi momentum yang paling tepat di tengah 'PR' tentang Bhinneka Tunggal Ika dan semangat Pancasila, Golkar kembali memimpin MPR.
"Tidak berlebihan pula jika Airlangga Hartarto memiliki harapan besar terhadap Bamsoet sebagai Ketua MPR RI agar terus menjaga semangat Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya. (ujm/ujm)











































