"Iya, meninggal dunia kemarin jam 16.00 Wita," kata Kasubag Humas RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna ketika dimintai konfirmasi, Senin (30/9/2019).
Tak cuma mengalami parasitic twin atau kembar parasit, bayi perempuan itu juga lahir dengan usus terbuka karena tidak tertutup kulit. Pihak RSUP Sanglah juga sempat melakukan operasi untuk menutup bagian perut bayi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasca-operasi penutupan bagian perut, bayi perempuan itu bakal diobservasi oleh tim dokter. Rencananya setelah dipastikan stabil para dokter bakal membuang organ-organ yang berlebih dari bayi tersebut.
"Dirawat di PICU, penyebab sementara karena kondisinya menurun dan luka di ususnya terbuka," jelas Dewa.
Dewa menuturkan jenazah bayi malang itu sudah dibawa keluarganya pulang ke Buleleng. Bayi itu lahir dengan berat 2,9 kg pada Senin (23/9) di praktik bidan di Buleleng.
![]() |
"Sudah dibawa pulang kemarin kayaknya. Di RSUP Sanglah sejak tanggal 24 September 2019. Kemarin langsung (dibawa pulang keluarganya)," ujarnya.
Terpisah, pihak dokter menjelaskan kondisi bayi itu menurun diakibatkan omfalokel yang pecah. Sehingga kondisi bayi tersebut rentan.
"Emergency kita omfalokel yang pecah, itu akan menyebabkan risiko penguapan yang terjadi sehingga dia menjadi dehidrasi pasiennya, kemudian hipotermi dan infeksi karena dia kan tidak ada pelindung ususnya karena sudah pecah sehingga mudah sekali (infeksi)," kata Kepala Instalasi Rawat Inap B dr I Wayan Dharma Artana, Sp A (K).
Artana menyebut saat tiba di Sanglah, bayi tersebut sudah menunjukkan gejala infeksi. Setelah dirawat dan menjalani operasi bayi tersebut sempat membaik namun akhirnya meninggal.
"Bayinya itu sempat setelah dilakukan operasi itu sempat stabil sebentar kemudian langsung menurun. Sempat kita rawat di PICU kemudian ventilator," terang Artana.
Halaman 2 dari 2