Wiranto Klaim Titik Panas Karhutla Berkurang 90 Persen

Wiranto Klaim Titik Panas Karhutla Berkurang 90 Persen

Eva Safitri - detikNews
Senin, 30 Sep 2019 16:44 WIB
Wiranto (Foto: Yulida/detikcom)
Jakarta - Menko Polhukam Wiranto mengatakan titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera, Riau, dan Kalimantan mulai berkurang. Menurut Wiranto, titip panas berkurang sekitar 90 persen.

"Kita bersyukur bahwa dari laporan yang masuk itu sudah 90 persen itu berkurang, dari total titik api yang ada itu tinggal 10 persen, mudah-mudahan dengan hujan buatan yang kita lakukan, sambil menunggu hujan sungguhan. Jadi titik api menjadi zero sehingga tak mengganggu kesehatan masyarakat dan kegiatan yang berhubungan dengan cuaca," ujar Wiranto saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan hujan diprediksi baru turun sekitar bulan November. Dia menyebut awan hujan yang menurut Wiranto sempat terbentuk ternyata mengalir ke Taiwan.

"Hujan itu kira-kira akan muncul lagi secara reguler itu bulan November, mengapa? karena ternyata awan yang diramalkan akan mengguyur hujan di daerah-daerah rawan atau kritis kebakaran hutan, di Sumatera maupun di Kalimantan, ternyata awannya mengalir ke Taiwan, sehingga sekarang ini awan yang sudah menggumpal-gumpal justru mengalir ke Taiwan," ucapnya.

Wiranto menyebut saat ini pemerintah sudah membuat hujan buatan. Pesawat TNI AU juga disiagakan di wilayah yang masih terdapat titik api.

"Masih ada sisa awan yang mempunyai kualitas uap air yang lebih dari 70 persen dan ini sangat potensial untuk kemudian kita buat hujan buatan, sehingga perhitungan itu 4 pesawat TNI AU sudah standby di daerah yang rawan bencana kebakaran itu dan setiap saat mengudara untuk membuat hujan buatan," katanya.



Hujan buatan disebutnya bakal terus dilakukan hingga musim hujan nantinya. Dia berharap lahan yang basah membuat kebakaran bisa dicegah.

"Saya perkirakan hujan buatan ini akan terus kita lakukan sehingga menyambung, atau menutup celah antara musim kemarau panjang dengan hujan di bulan November nanti, dengan harapan tanah yang rawan kebakaran sudah basah sehingga kebakaran hutan yang disebabkan ulah manusia dapat kita cegah kembali," tutur Wiranto.


Simak Video "Update Kasus Karhutla, 325 Orang dan 11 Korporasi Jadi Tersangka!"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(eva/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads