Anggota F-Gerindra Minta Pemerintah Lebih Serius Lagi Tangani Isu Papua

Anggota F-Gerindra Minta Pemerintah Lebih Serius Lagi Tangani Isu Papua

Dwi Andayani - detikNews
Sabtu, 28 Sep 2019 17:17 WIB
Diskusi di Student Center PP GMKI. (Dwi Andayani/detikcom)
Jakarta - Demo penolakan UU KPK dan RUU KUHP masih menjadi perbincangan. Anggota DPR Fraksi Gerindra Martin Hutabarat meminta pemerintah memperhatikan permasalahan Papua lebih serius lagi.

"Menurut saya, yang paling mendesak saat ini soal Papua, ini sangat serius. Kami sangat prihatin soal nyawa orang terpaksa jadi korban. Pendekatannya harus dengan hati, terserah bagaimana pemerintah melakukannya," ujar Martin dalam diskusi 'RUU Kontroversi dan Residu Politik Papua' di Student Center PP GMKI, Jl Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).


Martin menilai saat ini pemerintah abai terhadap yang dirasakan masyarakat Papua. Menurutnya, sejak era reformasi, masyarakat Papua hanya menginginkan kehidupan yang sejahtera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul kita abai terhadap apa yang dirasakan orang Papua. Dulu pada saat reformasi, Pak Habibie menjadi presiden, Pak Habibie mengundang tokoh masyarakat Aceh dan Papua. Masyarakat Papua menolak pada saat ditawari menjadi syariah Kristen, apa katanya, 'Kami tidak menginginkan, kami ingin anak-anak kami seperti semua orang, kami ingin kesejahteraan,' ini kejadiannya muncul lagi," kata Martin.

Martin mengatakan, saat ini yang diperlihatkan adalah pembangunan jalan hingga keamanan di Papua. Namun Martin berpendapat masyarakat Papua tidak memerlukan hal tersebut.

"Yang dipertontonkan adalah pembangunan jalan, naik sepeda kotor, yang ditunjukkan ada aman. Tetapi perasaan kita berbeda dengan orang Papua," tuturnya.

Martin mengatakan, hal ini dikarenakan pembangunan jalan tersebut akan membuat banyak pendatang ke Papua, sehingga membuat masyarakat Papua semakin tersingkir.

"Mereka merasa jalan dibangun sebentar lagi kiri-kanan dihuni pendatang, karena mereka yang bisa memberi kepada pejabat untuk mendapatkan hak. Mereka (masyarakat Papua) akan semakin tersingkir karena mereka tidak memiliki kemampuan," sebut Martin.


Pada kesempatan yang sama, guru besar Unhas, Makassar, Marthen Napapang menyebut saat ini yang perlu diperhatikan adalah terkait kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat Papua. Selain itu, menurutnya, pendidikan penting untuk menimbulkan jiwa kebangsaan.

"Yang terbaik untuk kesejahteraan, kecerdasan. Jangan mereka terbelakang, kesejahteraan dan pendidikan. Bagaimana kalau perlu kirim keluar negeri dengan harapan orang Papua lebih pintar dari orang-orang kita. Dengan demikian, dengan harapan jiwa kebangsaannya, bahkan lebih hebat dan lebih besar," ucap Marthen.

Seperti diketahui, kerusuhan yang menyebabkan banyak korban jiwa belakangan kerap terjadi di Papua. Terbaru, kericuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, menyebabkan 30 orang meninggal dunia.
Halaman 2 dari 2
(dwia/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads