Kepada massa yang hadir, Gus Nur lalu mengajak sumpah di atas Alquran. Ia lalu melafalkan doa yang kembali menyinggung soal Jokowi dan jajarannya.
"Yang bawa Quran mana? Ambil Qurannya. Angkat Qurannya. Disaksikan Allah, disaksikan angin, disaksikan matahari, disaksikan malaikat. Angkatan Qurannya," tutur Gus Nur.
"Ya Allah. Kalau kami yang dusta, kalau kami yang bohong, kalau kami menipu rakyat, kalau kami ditunggangi, kalau kami yang adu domba, laknat kami ya Allah. Azab kami ya Allah. Tapi kalau ternyata Jokowi dan rezimnya dan pak polisi-polisinya, mereka yang zalim, mereka yang khianati rakyatnya, mereka yang menyebabkan Indonesia sengsara, laknat tujuh turunannya ya Allah. Allahuakbar," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto spanduk itu kemudian viral dan disoroti netizen lantaran tuntutannya tidak sesuai dengan landasan hukum yang dipakai. Ini lantaran Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 isinya adalah soal pemisahan TNI dan Polri, bukan soal presiden mundur.
Seperti diketahui, isu yang dibawa dalam demo mahasiswa adalah terkait dengan penolakan terhadap sejumlah RUU yang dianggap kontroversial. Sementara itu, Aksi Mujahid 212 memprotes pemerintahan Presiden Jokowi.
Ada empat isu yang diangkat massa Aksi Mujahid. Empat isu itu adalah soal rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan karhutla yang dinilai lamban.
(elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini