Massa Demo di Monas Kecam Aparat Atas Tewasnya 2 Mahasiswa di Kendari

Massa Demo di Monas Kecam Aparat Atas Tewasnya 2 Mahasiswa di Kendari

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Jumat, 27 Sep 2019 12:19 WIB
Foto mahasiswa aksi di Taman Pandang. (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta - Sekelompok mahasiswa di Jakarta menggelar aksi atas meninggalnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka menyebut Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto bertanggung jawab atas meninggalnya dua mahasiswa itu.

Pantauan detikcom, sekelompok mahasiswa ini telah berkumpul sejak pukul 10.45 WIB, Jumat (29/9/2019), di depan Monas, tepatnya di Taman Pandang seberang Istana Negara, Jalan Silang Monas Barat. Mereka yang menggelar aksi adalah Front Perjuangan Rakyat (FPR), Gerakan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Serikat Perempuan Indonesia (Seruni), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Selatan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sejumlah tuntutan massa dalam aksi ini, salah satunya menuntut Kapolda Sultra bertanggung jawab atas kematian dua mahasiswa itu.

"Mengecam keras penembakan dan kekerasan Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara atas aksi mahasiswa yang mengakibatkan meninggalnya 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari," kata salah satu orator yang berasal dari FPR di lokasi.

"Tangkap Kapolda Sulawesi Tenggara yang bertanggung jawab atas penembakan dan kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari," imbuhnya.



Salah satu peserta aksi, Dimas, yang mengaku sebagai Sekretaris FPR, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa di Kendari, yaitu Muh Yusuf Kardawi (19) dan Randi.

"Front Perjuangan Rakyat menyampaikan belasungkawa dan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya dua kawan kita yang menginspirasi bagi gerakan mahasiswa di seluruh Indonesia, untuk terus berani berjuang menyuarakan aspirasi dan tuntutan rakyat untuk perubahan nasib rakyat yang sejati," ucap Dimas.

"Front Perjuangan Rakyat juga menyampaikan kecaman terhadap pemerintahan Jokowi dan seluruh jajarannya beserta aparat kepolisian yang tidak pernah berhenti untuk menindas, untuk menekan, untuk menjalankan berbagai tindakan kekerasan kepada rakyat Indonesia," sambungnya.



Menurutnya, adanya tindak kekerasan oleh aparat terhadap mahasiswa saat melakukan demonstrasi adalah bukti pemerintahan Jokowi antidemokrasi.

"Berbagai saluran yang dilakukan oleh gerakan rakyat di Indonesia untuk menyampaikan tuntutan dan aspirasi kerap direspons dengan tindak kekerasan dan represivitas," ucap Dimas.



Diketahui, Yusuf dinyatakan meninggal dunia di RS Bahteramas setelah sempat kritis. Yusuf sempat menjalani operasi di bagian kepalanya sebelum dinyatakan meninggal.

Selain Yusuf, Randi merupakan mahasiswa asal Universitas Halu Oleo, Kendari. Randi ditemukan tewas di lokasi demo dengan luka tembak di dada kanan.
Halaman 2 dari 2
(zap/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads