Seruan itu disampaikan Menlu Retno saat menghadiri High Level Side Event 'Rohingya Crisis--A Way Forward' di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (24/9/2019). Pertemuan ini berlangsung di sela-sela rangkaian Sidang Majelis Umum ke-74 PBB.
"Kompleksitas isu di Rakhine State, Myanmar, tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak menemukan solusi penyelesaian krisis kemanusiaan ini," ucap Retno seusai pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Retno, masalah ketidakpercayaan adalah salah satu hal yang mengganjal penyelesaian krisis kemanusiaan ini. Kepercayaan perlu dibangun kembali di semua tingkatan hingga ke lapisan masyarakat.
"Ini yang sejak awal Indonesia dan ASEAN lakukan untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan di Rakhine State," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan dua usul konkret yang bisa mendorong penyelesaian krisis kemanusiaan. Usul pertama adalah mengatasi kebutuhan pengungsi yang bersifat darurat. Bantuan kemanusiaan perlu terus diberikan. Proses repatriasi pengungsi yang aman, sukarela, dan bermartabat perlu segera dilakukan.
Usul kedua adalah menciptakan perdamaian yang berkesinambungan lewat pembangunan ekonomi dan pemberdayaan bagi masyarakat di Rakhine State. Fasilitas pembangunan dan kesehatan perlu diberikan.
"Indonesia telah membangun sekolah dan rumah sakit serta pasar rakyat untuk menggerakkan sektor ekonomi dan mencukupi kebutuhan kesehatan dan pendidikan masyarakat di Rakhine State," papar Retno.
Retno mengatakan kepercayaan adalah kunci agar langkah-langkah ini bisa berjalan dengan baik. Dia pun menegaskan tekad Indonesia untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
"Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri krisis kemanusiaan ini dan dari Indonesia, kita berkomitmen untuk berkontribusi," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini