"Itu pengakuan sepihak dari pasien, dokter nggak bisa lihat ada peluru atau nggak," kata Kabid Humas RSPP Agus W kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).
Agus memastikan, dari ratusan mahasiswa yang dirawat di RSPP, tidak ada yang menjadi korban penembakan. Pihak RSPP juga tidak menemukan adanya peluru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pengakuan Nobil itu harus dibuktikan dengan adanya peluru.
"Nggak bisa memutuskan (penyebab luka) harus ada pelurunya, dokter, kami nggak ada berani sampaikan jugalah (jika tak ada bukti)," tambah Agus.
Sebelumnya, Nobil mendatangi RSPP untuk kontrol kesehatan. Dia mengaku mengalami luka di bagian pipi akibat tembakan peluru karet.
"Kemarin sempat kena tembakan peluru dari aparat karena memang kemarin ricuh banget, mata saya saat kejadian itu sudah perih banget, saya udah nggak bisa napas sesak. Tahu-tahu saya dapat tembakan dari samping dari deket pagar tuh, ada tembakan meluncur ke saya terus bibir saya nih sobek juga," kata Nobil kepada wartawan di RSPP, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (25/9).
Nobil juga mengklaim dokter juga sudah memastikan dirinya kena peluru karet.
"Penjelasan dokter kena tembakan dan harus dijahit dua jahitan. Peluru karet kata dokter, tapi nggak tahu sebesar apa kata dokter. Ini sobek di sini, terus ada benturan, makanya nih wajah saya bengep," bebernya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini