"Kemarin sempat kena tembakan peluru dari aparat karena memang kemarin ricuh banget, mata saya saat kejadian itu sudah perih banget, saya udah nggak bisa napas, sesak. Tahu-tahu saya dapat tembakan dari samping dari deket pagar tuh, ada tembakan meluncur ke saya terus bibir saya nih sobek juga," kata Nobil kepada wartawan di RSPP, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).
Nobil menceritakan insiden itu terjadi pada Selasa (24/9) pukul 17.30 WIB. Saat itu Nobil sedang berada di posisi seberang gedung DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nobil mengatakan dia mengetahui terkena tembakan peluru karet karena merasakan benturan. Peluru karet itu disebutnya mengenai pipi dan bibirnya.
"Kebetulan saya lihat sekilas aja sih, begitu saya kena tembak saya lihat ada yang lewat depan saya gitu dan itu saya rasa benturan. Itu bukan benturan tangan, tapi benturan peluru itu," akunya.
Ia mengatakan mendapat jahitan akibat luka tersebut.
"Kena peluru, jadi kena terus kayak ke dalem gitu, besar banget gitu. Terus saya mau difoto cranial juga mau dicek lagi," imbuhnya.
Nobil mengklaim dokter juga menyatakan dia terkena peluru karet.
"Penjelasan dokter kena tembakan dan harus dijahit dua jahitan. Peluru karet kata dokter, tapi nggak tahu sebesar apa kata dokter. Ini sobek di sini, terus ada benturan makanya nih wajah saya bengep (bengkak)," bebernya.
Nobil menduga dirinya terkena tembakan peluru karet dari jarak dekat. Sebab, dia merasakan peluru karet itu menghantamnya dengan kencang dan membuatnya nyaris pingsan.
"Kayaknya dekat sih, nggak terlalu jauh dari saya. Soalnya itu kenceng banget kenanya, kalau jauh saya ada range pelan ya kenanya. Tapi, begitu kena, saya pusing dan keleyengan, saya posisi di dekat sekat busway-lah di depan gerbang DPR," tuturnya.
Nobil kemudian dibawa temannya ke RSPP. Dua teman kampusnya juga menjadi korban luka.
"Ada dua orang yang dibawa ke sini, yang satu sudah pulang juga," tandasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini