"Kita sangat berharap semua persoalan nanti bisa diselesaikan. Tapi kita paham penyelesaian Papua menyeluruh, holistik. Tidak bisa hanya pendekatan keamanan," ujar Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
"Semua pendekatan harus semua pendekatan kebudayaan, pendekatan ekonomi, kesejahteraan, dan pendekatan lain yang lebih manusiawi, bermartabat," imbuh mantan Panglima TNI ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko menyampaikan keprihatinan atas jatuhnya korban jiwa. Selain 23 korban jiwa, kerusuhan ini menyebabkan 63 orang luka-luka.
"Pemerintah dan pasti masyarakat Indonesia prihatin. Sungguh kita tidak menginginkan ada prajurit, masyarakat sipil, yang banyak jumlahnya meninggal, ada polisi yang wounded, terluka, dan seterusnya. Ini sungguh kita sebuah keprihatinan yang sangat tinggi," ujar Moeldoko.
Moeldoko menyebut wacana penarikan pasukan perlu pengkajian lebih dalam. Sebab, katanya, pasukan diterjunkan untuk melindungi masyarakat.
"Kita perlu pengkajian lebih dalam karena tugas negara melindungi segenap bangsa dan warganya jadi di Papua itu yang ada di sana berbagai etnis semua dari itu membutuhkan atau memerlukan kepastian keselamatan pengamanan penugasan prajurit TNI-Polri untuk melindungi semua masyarakat," jelasnya.
Seperti diketahui, demo terjadi di dua wilayah di Papua, yakni di Wamena dan Jayapura. Polisi menyebut demo disusupi Komite Nasional Papua Barat (KNPB), yang merupakan kelompok separatis.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini