Kakek 80 Tahun Asal Serang Ikut Aksi Demo di Depan Gedung DPR

Kakek 80 Tahun Asal Serang Ikut Aksi Demo di Depan Gedung DPR

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Selasa, 24 Sep 2019 11:58 WIB
Sarnan, kakek 80 tahun yang ikut demo di depan gedung DPR. (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta - Kelompok massa yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Gerakan Mahasiswa Petani Indonesia pagi ini ikut berkumpul di depan gedung DPR RI. Mereka menginginkan pemerintah memperhatikan kesejahteraan petani.

Dari kerumunan pemuda dan mahasiswa dalam massa tersebut, terlihat seorang lansia yang berdiri di antara massa aksi. Dia adalah Sarnan (80), warga Serang, yang ikut berdemo di depan gedung DPR.

Kakek yang bekerja sebagai petani ini mengaku ikut berdemo karena peduli terhadap nasib rekan-rekan petaninya. Dia bercerita, di sekitar sawahnya terdapat oknum aparat yang dia rasa meresahkan para petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Semenjak saya berjuang dulu, memang dipungut, waktu tahun semenjak merdeka sampai tahun 1984 itu. Setelah 1984 omongnya begitu, apabila dibangun, rakyat nyingkir tanpa pesangon," kata Sarnan di depan gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

Dia bercerita dahulu sekitar tahun 1984, dia berjuang untuk kesejahteraan para petani di lingkungannya. Sarnan mengatakan lokasi sawahnya yang berdekatan dengan markas TNI Angkatan Udara (AU) sering kali rusak saat para aparat melakukan latihan terjun payung.

"Jadi saya berjuang. Tapi yang ngerinya tuh sewaktu-waktu ada latihan terjun, apabila musim panen, habis padi rakyat (karena) keterjunan," jelasnya.

Tepat di Hari Tani Nasional ini, Sarnan berharap pengelolaan tanah oleh petani bisa lebih diperhatikan pemerintah. Dia juga mengaku tidak dibiayai oleh siapa pun untuk berdemo di depan DPR dan datang atas dasar kepedulian terhadap sesama petani.

"Nggak ada (yang biayai). Karena berjuang kita nih, lambat semenjak 84 kata masyarakat itu nggak ada buktinya. Nggak ada yang peduli sama saya, semangat doang saya," ucap Sarnan.

Menurut Sarman, perkembangan pertanian Indonesia sejak 1984 cenderung lambat. Dia merasa pemerintah tidak peduli terahdap nasibnya dan para petani.


Sementara itu, di atas mobil komando, salah satu pemuda dari SPI, Angga Hermanda (27), berorasi dan menegaskan tuntutan aksi mereka pada pagi hari ini. Dia menuntut pemerintah memperhatikan lagi terkait beberapa rancangan undang-undang (RUU) yang hari ini sedang dibahas oleh DPR.

"Karena itu, kami Serikat Petani Indonesia dan gerakan mahasiswa petani Indonesia tanggal 24 September di sini menyuarakan di Hari Tani bahwa RUU pertanahan, RUU Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, RUU Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, RUU Perkoperasian dan yang kemarin disahkan UU Sumber Daya Air itu mengingkari konstitusi UUD 1945 yang memarginalkan rakyat dan memiskinkan petani," jelas Angga.
Halaman 2 dari 2
(elz/elz)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads