Country CEO DAN Indonesia Maya Watono mengatakan Young Spikes merupakan ajang talenta muda di bawah umur 30 tahun dalam industri kreatif periklanan. Maya bangga mempunyai generasi muda yang kreatif dan berkomitmen untuk terus memupuk kretivitas anak muda di industri kreatif.
"Bidang periklanan digital sangat cepat tumbuh di Indonesia dan talent juga sangat penting dalam menghadapi perubahan itu. Ajang Young Spikes Indonesia bisa memicu dan jadi ajang insan kreatif. Kita selalu berpartisipasi setiap tahun," ucap Maya di Menara Sentraya, Jakarta, Senin (23/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun perwakilan Indonesia yang pernah meraih gold winner pada Young Spikes Asia, yaitu terakhir pada 2014 oleh Wisnu Satya Putra. Menurut Wisnu, ajang Young Spike Asia yang diikuti oleh seluruh negara di Asia Pasifik tersebut, Indonesia masih dipandang sebelah mata, khususnya dalam industri kreatif periklanan.
"Jepang dan Korea sering rebutan menang. Selanjutnya ada Thailand, Singapura, Filipina, dan Australia. Kelebihan mereka karena tahu cara jual saat presentasi," ucapnya.
"Sementara kita kadang kalah di mental dulu, termasuk faktor bahasa Inggris meskipun sehari-hari sebenarnya kita sudah menggunakan bahasa tersebut di kantor," imbuhnya.
Sebagai informasi, dua tim yang akan mewakili Indonesia di Young Spikes Asia 2019 adalah Margaretha Regine Anjanette dan Juan Ferdinand dari Dentsu X Indonesia dan Firtiza Octalia Eddy serta Emely Florentyna dari Isobar Indonesia.
Margaretha dan Juan sebelumnya menang dalam kategori digital dengan ide #JajaninAnakSD, sedangkan Firtiza dan Emely menang dalam kategori integrated dengan ide #SekolahAmanExpress.
Adapun Young Spikes Indonesia diselenggarakan bekerja sama dengan Yappika-Action Aid, sebuah LSM yang berfokus pada isu-isu sosial anak.
Program kampanye LSM ini berupa #SekolahAman menjadi brief para peserta Young Spikes Indonesia untuk melahirkan ide yang membuat masyarakat berminat untuk membantu mereka, salah satunya dengan donasi. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini