Julukan Bapak Reformasi sempat disematkan ke Amien Rais, tokoh sentral era 1998 yang kemudian menjadi pemimpin PAN. Dia menjadi Ketua MPR pasca-reformasi. Dari mana asal gelar itu?
"Tidak ada lembaga yang secara formal memberikan gelar tersebut. Itu penyebutan dari masyarakat pada tahun-tahun awal reformasi yang melekat terus. Itu sebagai penghormatan dan penghargaan atas jasa beliau menjadi lokomotif reformasi," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo, kepada wartawan, Minggu (22/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan karya Pak Amien sendiri, tapi kawan maupun lawan politik yang fair mengakui, Pak Amien-lah yang memimpin, baik ketika menentang Orde Baru maupun sebagai Ketua MPR," kata Dradjad.
Memang ada pula yang tidak setuju dengan penyebutan Bapak Reformasi untuk Amien Rais. Sri Bintang Pamungkas cs menyebut Amien Rais pengkhianat. Aktivis '98 yang turun langsung ke jalan, Desmond J Mahesa, pernah mengutarakan pendapatnya soal siapa sebenarnya yang jadi tokoh sentral reformasi.
"Amien Rais tidak bisa kita sebut bapak reformasi ya. Kenapa? Karena, bagi kami mahasiswa, jebolnya konstitusi, UUD '45 dengan amendemen itu kan Ketua MPR-nya Amien Rais. Jadi, kalau Amien Rais membobol dasar negara, Amien Rais itu pecundang, gitu lo," ujar Desmond saat dihubungi, Selasa (8/5) kemarin.
Selain Amien Rais dan Jokowi, ada tokoh nasional lain yang disebut-sebut berjasa besar terhadap reformasi. Mereka adalah presiden ke-3 RI BJ Habibie dan presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
"Pak Habibie dan Gus Dur menurut saya adalah presiden reformasi. Karena keduanya punya komitmen kuat untuk agenda-agenda reformasi," kata Komisioner Komnas Perempuan Mariana Aminuddin kepada wartawan, Minggu (22/9).
Lalu kini, Jokowi disebut akan diberi gelar sebagai Putera Reformasi. Isu rencana pemberian gelar ini tersebar lewat media sosial. Surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019 sedang ramai dibahas. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Jokowi.
Belum ada penjelasan resmi dari pihak Universitas Trisakti terkait surat ini. detikcom sudah berupaya menghubungi nomor handphone Rektor Universitas Trisakti Prof Dr Ali Ghufron Mukti terkait isu ini tapi belum ada respons. Dia disebut sedang berada di luar negeri.
detikcom juga telah berupaya menghubungi Kepala UPT Humas Universitas Tsakti Rully Besari Budiyanti, tapi dirinya juga belum mau memberikan tanggapan.
Sekretaris Jenderal Ika Usakti Achmad Kurniawan mengatakan bahwa usulan anugerah penghargaan sebagai 'Putra Reformasi' bukanlah dari organisasi Ikatan Alumni Universitas Trisakti.
Ikatan Alumni Universitas Trisakti (Ika Usakti) kemudian juga memberi tanggapan. Mereka bersuara karena dalam surat yang beredar disebut bahwa pemberian gelar Putera Reformasi kepada Jokowi adalah realisasi dari amanah 'Deklarasi Alumni Trisakti untuk Jokowi' pada 9 Februari 2019.
Surat tanggapan yang dilayangkan Ika Usakti kepada Rektor Universitas Trisakti ini bertanggal 21 September 2019 dan bernomor 266/SK-IKAUSAKTI/IX/2019. Surat ditandatangani Ketua Umum Ika Usakti Saidu Solihin dan Achmad Kurniawan.
Dalam surat tanggapan ini, Ika Usakti menegaskan usulan penghargaan Putera Reformasi kepada Jokowi bukan dari mereka. Mereka juga mengingatkan Rektor Trisakti bahwa Universitas Trisakti adalah lembaga pendidikan, bukan lembaga politik.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini