Markom mal, Nella Saparinda, mengatakan, pada saat kejadian dalam video, Jumat (20/9), keluarga emak-emak yang dimaksud langsung datang meminta maaf dan mengembalikan tas. Pihak keluarga juga mengklarifikasi bahwa sang ibu menderita paranoid dan halusinasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelasnya, masalah ini dari pihak mal maupun store sudah menyelesaikan masalah ini dengan kebijakan yang baik," imbuhnya.
Sebelumnya, video berdurasi sekitar satu menit tentang emak-emak ini bikin heboh di media sosial. Dalam video, tampak sang ibu telah menenteng tas yang diinginkannya. Namun ia marah karena kartu debit yang ia ajukan untuk membayar tas belanjaannya ditolak.
"Maaf ibu tidak bisa keluar (meninggalkan toko)," kata seorang karyawan toko.
Ibu ini pun tetap ngotot pergi meski belum melunasi tas yang ia sukai dengan alasan toko tas tersebut milik suaminya.
"Ini (toko) punya saya, cuma suamiku yang urus semuanya," ujar ibu tersebut sembari berlalu.
Alhasil, ia dikejar hingga area parkir oleh sejumlah karyawan toko dan petugas keamanan. Pertengkaran pun kembali terjadi di area parkiran.
Sementara itu, salah satu karyawan toko mengatakan ibu dalam video tersebut sebenarnya total sudah 4 kali mengunjungi toko dan memilih tas yang ia suka. Namun pada tiga kali kesempatan berkunjung, ia selalu gagal belanja akibat kartu debit yang ia ajukan selalu ditolak.
"Kemarin sudah yang keempat kali ibu itu datang, mau beli tas tapi kartunya tetap ditolak, itu bisa karena nilai uangnya atau karena jaringan," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini