Demo Mahasiswa Berujung Pemukulan, Propam Turun Tangan

Round-Up

Demo Mahasiswa Berujung Pemukulan, Propam Turun Tangan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 21 Sep 2019 21:16 WIB
Foto: Aksi Mahasiswa di Bogor, Jumat (20/9/2019). (Dokumentasi massa mahasiswa)
Jakarta - Demo mahasiswa di Bogor, Jawa Barat berujung aksi pemukulan. Tim Propam Polda Jabar bergerak mengusut dugaan oknum polisi memukul mahasiswa.

Demo mahasiswa yang berakhir ricuh ini terekam lewat video yang beredar luas di media sosial. Dalam video itu terlihat seorang mahasiswa dipukuli oleh sejumlah oknum polisi.

Di potongan video lainnya, mahasiswa tersebut diamankan oleh rekan-rekannya. Mahasiswa yang menjadi korban itu tampak berdarah di bagian kepalanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kapolres Bogor Kombes Hendri Fiuser memberikan penjelasan mengenai aksi berujung ricuh itu. Menurut Hendri, mahasiswa awalnya berdemo di Tugu Kujang, Jalan Pajajaran, Baranangsiang, Bogor, Jumat (20/9/2019).

"Setelah itu selesai pukul 16.30 WIB mau asar itu selesai, pulang ke Kampus Pakuan, kita kawal," kata Kombes Hendri saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/9).


Sekitar 100 mahasiswa ikut unjuk rasa saat itu. Mereka berdemo mengenai sejumlah isu di ataranya menolak RUU KPK, karhutla hingga masalah Papua.

Selepas demo, mereka lalu hendak kembali pulang ke kampusnya melalui Tol Baranangsiang.

"Sampai Tol Baranangsiang mereka akan tutup jalan tol, sudah kita imbau, kita pagar betis," imbuhnya.



Menurut Hendri, para mahasiswa tidak mengindahkan imbauan polisi. Mereka, kata Hendri, melakukan perlawanan dengan melempari anggota dengan bambu, botol hingga botol minuman.

"Mulai bambu-bambu dipukul ke anggota kita supaya mereka terobos tol. Ini 'kan ganggu ketertiban umum, sudah tidak sesuai lagi dengan dengan UU No 9 Tahun 1998 tentang Ketertiban Umum. Salah satu klausul di situ kan demo tidak boleh mengganggu ketertiban umum," jelas Hendri.

Lalu lintas saat itu macet sebab peristiwa terjadi saat waktu pulang kerja. Di sisi lain, Baranangsiang merupakan jalur sentral lalu lintas masyarakat Kota Bogor yang akan dan pulang dari Jakarta. Hendri menegaskan telah membubarkan massa sesuai aturan.

"Bisa dibayangkan itu Hari Jumat akan sangat mengganggu ketertiban umum," lanjutnya.



Hendri juga tak menyangkal terkait mahasiswa yang menjadi korban. Menurut Hendri, jumlah korban tak sebanyak yang disebarkan di media sosial yang mencapai 5 orang.

Dia juga memastikan pihaknya bertanggung jawab atas insiden itu. Kedua mahasiswa yang terluka itu telah diobati

Kedua korban tersebut dirawat jalan. Keduanya telah pulang ke rumah masing-masing sejak Jumat (20/9) kemarin.

"Nggak ada (yang dirawat di RS). Sudah diobati, kita bawa ke kantor, sudah kita pulangkan," ucap Hendri.



Demo Berujung Ricuh Versi Mahasiswa

Versi lain mengenai aksi ricuh itu disampaikan Mahasiswa Universitas Pakuan, Raksa Nasution. Menurut Raksa, ada delapan mahasiswa yang terluka.

Raksa menjelaskan, delapan teman itu ialah Zayyanul Iman Al-Fadhilla, Cahyo Guritno, Adit, Taufik, Wildan, Hadi, Bob Ave, dan Robby Darwis. Luka itu, menurut dia, akibat serangan yang dilakukan kepolisian.

"Zayyanul, Cahyo, Wildan, Taufik, mengalami luka di kepala. Kawan kami, Adit, kukunya mau putus dan tulang di jarinya tergeser. Hadi lututnya bengkak, Bob Ave tangan kanannya memar, dan Robby pelipisnya berdarah," kata Raksa di Universitas Pakuan, Kota Bogor, Sabtu (21/9/2019).



Dia menjelaskan, kedelapan temannya mendapat luka-luka karena dipukul polisi dengan pentungan. Selain memukul, polisi disebut menendang.

"Jadi, saat terjadi dorong-dorongan antara massa dengan kepolisian, mereka juga menahan sambil menendang-nendang dari bawah," lanjut dia.

Raksa mengatakan kejadian berawal ketika massa hendak membubarkan diri pulang setelah selesai berorasi di Tugu Kujang. Mahasiswa lalu melakukan long march menuju Universitas Pakuan karena telah mendapat izin dari kepolisian.

Namun, ketika sampai di Terminal Baranangsiang, tidak jauh dari Tugu Kujang, peristiwa saling dorong pun terjadi. Massa lalu diarahkan polisi untuk berpindah sedikit ke arah jalan tol. Sebab, lalu lintas macet.

Namun, ketika massa berpindah, kata Raksa, polisi yang melakukan pengamanan dari sisi lainnya menganggap para mahasiswa ingin memblokade jalan tol.

"Mungkin ya kesalahpahaman karena dari pihak kami juga berhenti sejenak di tempat yang kosong. Saat kami mau mengarah ke jalan pulang, mungkin yang dipikirkan polisi saat itu kita mau blokade tol. Padahal nggak, kita mau lewat untuk pulang," terangnya.

Aksi saling dorong pun terjadi. Tak hanya mendorong, katanya, polisi juga sambil menendang-nendang massa aksi.

Raksa mengatakan beberapa temannya yang terluka langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi pengobatan. Dia dan teman-temannya pun mencoba meminta kejelasan terkait kericuhan.

"Pihak kepolisian secara lisan sempat bilang bahwa akan bertanggung jawab, pada hari yang sama ya (Jumat). Namun pada waktu yang sama di kampus, tidak ada yang datang sama sekali," terangnya.



Propam Polda Jabar Turun Tangan

Terkait insiden dugaan pemukulan mahasiswa itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi memerintahkan Propam Polda Jabar untuk mengusutnya. Propam akan menyelidiki secara lengkap, dari kronologi demo hingga berakhir ricuh.

"Pak Kapolda (Irjen Rudy Sufahriadi) sudah memerintahkan agar Propam Polda Jabar turun menyelidiki," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada detikcom, Sabtu (21/9).



Berdasarkan keterangan dari Kapolres Bogor, Hendri menyebut penanganan aksi oleh polisi sudah sesuai prosedur.

"Kalau dari Kapolres kan sudah prosedur dikawal. Pasca-bubar pada saat pembubaran memang ada suatu yang dianggap perlunya dilakukan penindakan dalam rangka mengamankan ketertiban umum. Jangan sampai menutup akses jalan Tol Baranangsiang," kata Truno.

"Iya itu (pemicunya). Tapi itu akan didalami Propam apakah tepat pengambilan tindakan (dari polisi) tersebut," kata Truno menambahkan.

Selain itu, Polda Jawa Barat juga menurunkan tim untuk menjenguk mahasiswa yang menjadi korban, sekaligus untuk meminta keterangan soal insiden itu.

"Kita juga membentuk tim dari Polres Bogor untuk melakukan peninjauan dan pengobatan. Prioritasnya kita menengok dulu lah," ucap Truno.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads