Mahasiswa Bogor Cerita Demo Berujung Dipukul Polisi: 8 Kawan Kami Luka

Mahasiswa Bogor Cerita Demo Berujung Dipukul Polisi: 8 Kawan Kami Luka

Sachri Agustin Berutu - detikNews
Sabtu, 21 Sep 2019 15:02 WIB
Aksi mahasiswa di Bogor, Jumat (20/9/2019). (Dok. Massa Mahasiswa)
Bogor - Mahasiswa Universitas Pakuan, Raksa Nasution, menceritakan aksi tolak pelemahan KPK yang berujung ricuh dengan polisi di sekitar Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat. Raksa mengatakan delapan mahasiswa mengalami luka-luka.

Raksa menjelaskan, delapan teman itu ialah Zayyanul Iman Al-Fadhilla, Cahyo Guritno, Adit, Taufik, Wildan, Hadi, Bob Ave, dan Robby Darwis. Luka itu, menurut dia, akibat serangan yang dilakukan kepolisian.

"Zayyanul, Cahyo, Wildan, Taufik, mengalami luka di kepala. Kawan kami, Adit, kukunya mau putus dan tulang di jarinya tergeser. Hadi lututnya bengkak, Bob Ave tangan kanannya memar, dan Robby pelipisnya berdarah," kata Raksa di Universitas Pakuan, Kota Bogor, Sabtu (21/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia menjelaskan, kedelapan temannya mendapat luka-luka karena dipukul polisi dengan pentungan. Selain memukul, polisi disebut menendang.

"Jadi, saat terjadi dorong-dorongan antara massa dengan kepolisian, mereka juga menahan sambil menendang-nendang dari bawah," lanjut dia.

Raksa mengatakan kejadian berawal ketika massa hendak membubarkan diri pulang setelah selesai berorasi di Tugu Kujang. Mahasiswa lalu melakukan long march menuju Universitas Pakuan karena telah mendapat izin dari kepolisian.

Namun, ketika sampai di Terminal Baranangsiang, tidak jauh dari Tugu Kujang, peristiwa saling dorong pun terjadi. Massa lalu diarahkan polisi untuk berpindah sedikit ke arah jalan tol. Sebab, lalu lintas macet.

Namun, ketika massa berpindah, kata Raksa, polisi yang melakukan pengamanan dari sisi lainnya menganggap para mahasiswa ingin memblokade jalan tol.

"Mungkin ya kesalahpahaman karena dari pihak kami juga berhenti sejenak di tempat yang kosong. Saat kami mau mengarah ke jalan pulang, mungkin yang dipikirkan polisi saat itu kita mau blokade tol. Padahal nggak, kita mau lewat untuk pulang," terangnya.

Mahasiswa Bogor Cerita Demo Berujung Dipukul Polisi: 8 Kawan Kami LukaAksi mahasiswa di Bogor, Jumat (20/9/2019). (Dok. Massa Mahasiswa)

Aksi saling dorong pun terjadi. Tak hanya mendorong, katanya, polisi juga sambil menendang-nendang massa aksi.

Raksa mengatakan beberapa temannya yang terluka langsung diamankan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi pengobatan. Dia dan teman-temannya pun mencoba meminta kejelasan terkait kericuhan.

"Pihak kepolisian secara lisan sempat bilang bahwa akan bertanggung jawab, pada hari yang sama ya (Jumat). Namun pada waktu yang sama di kampus, tidak ada yang datang sama sekali," terangnya.



Dia mengaku sempat heran atas tindakan yang dilakukan kepolisian. Sebab, polisi yang melakukan pemukulan langsung ditarik mundur.

"Yang menjadi pertanyaan kami juga ketika polisi pukulin massa, tiba-tiba mereka ditarik mundur. Itu yang menjadi pertanyaan kita sebenarnya, mereka memang mau mengamankan aksi apa cuma mau memukul kita saja. Kalau memang mau pukulin aksi, dari awal sampai selesai, mereka di situ. Tapi ketika ada yang berdarah, mereka ditarik mundur. Otomatis itu menimbulkan kecurigaan," tuturnya panjang lebar.

Raksa mengatakan ada 150-200 mahasiswa yang ikut aksi kemarin. Selain dari Universitas Pakuan, ada mahasiswa dari BSI Bogor, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Universitas Djuanda Bogor, dan STAI Terpadu Modern Sahid Bogor.

Menurut Cahyo Guritno, mahasiswa yang menderita luka di belakang kepala dipukul oleh polisi menggunakan alat pentung ketika dorong-mendorong terjadi.

"Saya ada di posisi depan, di depan banner. Di depan kan ada polisi yang memasang badan untuk melakukan pengamanan. Tiba-tiba di hadapan saya, di barisan ke-3 atau ke-4 kalau nggak salah, ada polisi yang tanpa pakai baret, dia mendorong-dorong dari belakang, lalu menyambit pentungan ke arah saya. Saya kena dan di situlah langsung chaos (ricuh), semua polisi ikut-ikutan," kata Cahyo.


Dia mengungkapkan, massa aksi mencoba mempertahankan diri. Mereka menangkis pukulan dengan trash bag.

"Tidak, bukan kami yang melempar sampah duluan, Setelah itu (pemukulan), baru ada lempar-lempar sampah. Kami melemparkan itu lebih ke self defense. Jadi nangkis pakai trash bag," imbuhnya.

Video kericuhan dalam aksi demo mahasiswa di Baranangsiang, Bogor, itu sebelumnya beredar viral di media sosial. Polisi menyebut ada dua orang mahasiswa yang menjadi korban luka.

Kapolres Bogor Kombes Hendri Fiuser menyebut pihaknya bertanggung jawab atas insiden itu. Kedua mahasiswa yang terluka itu telah diobati.

"Ada yang luka berdarah kita obatin, itu bagaimana kita tanggung jawabnya, sudah kita juga dilempari, kita obati juga," kata Kombes Hendri saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/9).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads