Sore itu, Rabu (11/9/2019), tim Jelajah Ibu Kota Baru detikcom sedang berbincang hangat dengan perangkat Desa Semoi Dua, Agus Sulistiyo, di kediamannya yang tak jauh dari kantor desa.
Kami mendengar segala informasi tentang kondisi desa Semoi Dua. Dari mulai informasi tentang warga Semoi Dua yang sebagian warganya berprofesi sebagai petani, sampai prediksi titik pasti letak Ibu kota baru. Informasi terkait pembangunan Ibu Kota Baru di Semoi Dua sendiri sudah dikatakan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor beberapa waktu yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir bisa saya pastikan, tidak ada maling. Warga di sini juga guyub-guyub," ujarnya saat berbincang dengan Tim Jelajah Ibu Kota detikcom.
Selain itu, Agus bercerita bahwa ketika Semoi Dua disebut-sebut sebagai salah satut titik lokasi ibu kota negara yang baru, mulai banyak orang dari luar yang mulai menawar tanah warga. Namun, dia selalu mengimbau kepada warganya agar tak mudah terkena bujuk rayu harga yang tinggi.
"Saya selalu mengimbau juga, jangan mudah menjual tanahnya. Karena menjual tanah itu, sama saja dengan menjual mata pencaharian," tuturnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.15 WITA. Agus lantas mengajak kami untuk mengunjungi titik perbatasan antara Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kami menggunakan mobil, sedangkan Agus menggunakan sepeda motornya agar lebih mudah mengarahkan jalan.
Menariknya, jalan menuju titik perbatasan itu ternyata terbilang mulus. Jalannya dicor dengan rata. Mobil kami bisa meluncur dengan kecepatan sekitar 20 km/jam sampai 30 km/jam. Sesekali ada beberapa mobil dan truk pengangkut kayu yang lewat. Wajar saja, pasalnya area ini memang beberapa perusahaan hutan industri.
Kami akhirnya sampai sekitar pukul 17.25 WITA. Ternyata jaraknya tak terlalu jauh dari kediaman Agus. Daerah perbatasan ini dikelilingi oleh Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Hutan ini sendiri merupakan kawasan hutan milik negara. Ada larangan berburu di kawasan ini.
![]() |
Selain itu, di sekitar titik perbatasan ada kawasan wisata alam Bukit Bangkirai, Kutai Kartanegara. Ketika menginjak titik perbatasan dua kabupaten tersebut, saya bayangkan beberapa gedung-gedung pemerintahan pusat dibangun di antara hutan-hutan yang masih hijau ini.
Tentu saja, dengan harapan hutan yang hijau ini tak dibabat seluruhnya. Persis seperti konsep Forest City yang direncanakan oleh Bappenas.
Berdasarkan dokumen gagasan rencana dan kriteria desain ibu kota baru dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), seperti yang dikutip detikFinance, Rabu (21/8/2019), pembangunan ibu kota baru ini tetap akan mempertahankan keberadaan hutan Kalimantan.
Kelak, ruang terbuka hijau (RTH) di ibu kota baru akan mencakup minimal 50% dari luas ibu kota. Dalam RTH tersebut akan dibangun taman rekreasi, ruang hijau, kebun raya, komplek atau sarana olah raga yang terintegrasi dengan bentangan alam, supaya nantinya RTH ini layaknya di kawasan berbukit yang meliputi daerah aliran sungai (DAS).
Meskipun gedung-gedung pemerintahan dibangun dengan megah, masyarakat Ibu kota baru akan tetap bisa menikmati indahnya hutan Semoi Dua yang hijau. Bahkan, masih sangat mungkin untuk mendengar bebunyian hewan-hewan yang hidup hutan.
![]() |
Waktu terus berjalan. Senja pun perlahan tiba. Salah seorang dari tim kami menaikkan drone untuk memotret keindahan Desa Semoi Dua dan titik perbatasannya dari atas. Nuansa langit senja yang begitu indah bisa ditangkap dengan baik oleh kamera drone.
Dari arah barat, cahaya matahari mulai meredup karena hendak kembali peraduannya. Awan gemawan pun seketika berubah warna menjadi jingga yang menyala-nyala. Praktis, momen ini seperti mengingatkan kami pada sebuah cerpen klasik karya Seno Gumira Ajidarma yang terkenal itu, 'Sepotong Senja Untuk Pacarku'.
Senja di Semoi Dua ini juga tentu mengingatkan kami pada kegandrungan anak-anak Ibu kota saat ini, Jakarta, pada senja. Mungkin kelak jika Ibu kota benar-benar dibangun di sini, tempat ini bisa saja akan jadi tempat nongkrong anak-anak Ibu kota. Dengan tambahan kopi dan musik indie, maka lengkaplah sudah keindahan senja di Semoi Dua.
Momen langit senja telah berakhir. Drone diturunkan lagi. Kami kembali ke kediaman Agus. Kami beruntung, hari itu kami mendapatkan diperbolehkan menginap di salah satu gedung fasilitas Desa Semoi Dua.
Simak laporan Jelajah Ibu Kota Baru, hanya di detikcom.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini