Asap Karhutla Berimbas ke Negara Tetangga, KLHK: Sudah Ditangani

Asap Karhutla Berimbas ke Negara Tetangga, KLHK: Sudah Ditangani

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 20 Sep 2019 10:04 WIB
Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom
Jakarta - Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dirkarhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rafles B Panjaitan, mengatakan pihaknya telah berupaya maksimal menanggulangi karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun embusan angin mengarah ke tenggara sehingga membawa asap ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

"Kalau kita lihat arah angin, memang arahnya ada ke sana. Memang ke tenggara, itu berarti ke Malaysia dan Singapura. Cuma di Kalimantan Barat memang ada kebakaran cukup besar juga, khawatirnya dari sana. Angin kan kami nggak bisa atur dan kami juga tidak ingin negara tetangga kita terdampak," kata Rafles kepada detikcom, Jumat (20/9/2019).


Rafles menyampaikan upaya maksimal yang telah dilakukan KLHK adalah mengerahkan 23 personel Manggala Agni di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, serta 52 unit helikopter dan 3 pesawat terbang. Rafles mengaku turun langsung ke provinsi-provinsi yang mengalami karhutla dan melakukan pemantauan. Dari hasil pantauan di Kalimantan Tengah saat ini, lanjut dia, kabut asap sudah tidak ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Kalimantan dan Sumatera sudah standby semua. Heli kami untuk water bombing dan pesawat untuk TMC. Kami sudah semai untuk hujan buatan dua hari lalu, hasilnya di Riau dan di Jambi ada hujan walaupun intensitasnya tidak deras seperti yang kami harapkan," jelas Rafles.


"Semalam saya turun di Banjarmasin, sekarang saya di Palangka Raya. Itu tidak ada asap kebakaran sepanjang jalan. Kemarin memang ada kebakaran, tapi sudah padam, langsung ditangani. Itu bukti pemerintah siap. Itu kegiatan yang dilakukan di Kalimantan dan Sumatera, sangat cepat penanganannya, termasuk juga dengan adanya kegiatan water bombing yang dilakukan BNPB," terang Rafles,

Selain water bombing, Rafles menjelaskan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan setiap kali cuaca berawan. KLHK juga telah mengadakan pondok-pondok kerja yang diletakkan di dekat wilayah-wilayah yang terdapat titik panas (hotspot) agar saat lahan terbakar, penanganan dapat dilakukan sesegera mungkin.


"TMC di Sumetara sudah menghasilkan beberapa hujan. Di Palangka Raya sudah disemai, tapi belum ada hujannya. Penanganan di lapangan dengan Manggala Agni sangat cepat karena kita di Kalimantan Tengah ini sampai buka pondok-pondok kerja yang dekat dengan daerah rawan. Manggala Agni kita kita tempatkan dekat daerah rawan agar cepat. Yang biasanya 5 sampai 6 jam sampai lokasi, sekarang kita bergerak hanya 15, 30 menit, sampai lokasi," jelas Rafles.


Blak-blakan Aditya Bayunanda: Cukong Lahan dan Kebakaran Hutan:

[Gambas:Video 20detik]



(aud/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads