"Tidak benar, nggak ada urusan. Cari isu lain dong, tidak usah itu begitu kemudian menyerahkan semua haluan kesalahan ke pemerintah," kata Ngabalin saat dihubungi, Minggu (15/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa urusannya Pak Busyro harus mengemukanan itu ke publik dalam situasi seperti begini. Istana siapa yang bicarakan isu Taliban itu? Kalau pak Busyro ingin membuat isu baru terkait dengan langkah yang dilakukan pimpinan KPK yang ceroboh hari ini, melakukan press conference kemudian memainkan isu politik seperti hari ini, jadi jangan Pak Busyro main politik," ujarnya.
"Pilihan katanya kan tidak bagus itu, kenapa sekarang Pak Busyro ngomong? Istana siapa yang ngomong? Saya tidak mengenal Pak Busyro seperti itu, saya tidak tahu kalau wataknya hari ini seperti itu," imbuhnya.
Ngabalin lalu mengaitkan pernyataan Busysro dengan protes penolakan pimpinan baru KPK. Menurutnya, protes itu tak semestinya ditujukan ke pemerintah.
"Mustahil lah beliau tidak mengerti situasi hari ini. Kalau memprotes mengenai ketua KPK terpilih kemudian komisioner terpilih kok protesnya ke pemerintah, protesnya ke presiden? Dimana sambung menyambungnya, dimana logikanya? Presiden milih 10 orang, yang memilih pimpinan KPK adalah DPR," ucapnya.
Sebelumnya mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas menyinggung soal isu radikalisme, khususnya 'isu Taliban' di lingkup internal KPK. Dia menduga isu Taliban tersebut dipolitisasi oleh Istana.
Busyro mulanya menjelaskan bahwa Taliban yang selama ini ada dalam tubuh KPK memiliki konteks yang berbeda. Dia mengatakan Taliban yang dimaksud dalam KPK adalah untuk menggambarkan penyidik-penyidik KPK yang militan.
"Waktu saya masuk itu sudah ada Taliban-Taliban. 'Lha, kok Taliban to'. 'Pak ini tidak ada konotasi agama'. 'Lho kenapa?' Ini ikon Taliban itu menggambarkan militansi orang Afganistan, dan penyidik-penyidik KPK itu militan-militan. Ini ada Kristian Kristen, ini ada Kadek Hindu, ada Novel cs Islam. Jadi mereka biasa-biasa saja," kata Busyro kepada wartawan, Minggu (15/9/2019). (abw/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini