"Anak saya ngajar di MAN 1, sebagai guru, guru agama," kata ayahanda Umayah, Nur Sidik (55), di kediamannya di Cilla Mas Garden, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jumat (13/9/2019).
Sidik merasa sangat kehilangan putrinya itu. Sebelum diketahui tewas dalam kecelakaan, Umayah sempat izin kepadanya untuk pergi ke rumah temanya, Nailisma (22), di Depok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak salah denger, waktu itu ada mau rencana, bukan (acara kampus) Umayah, tapi dari (acara kampus) Nailisma, teman dia. Kalau anaknya cuma nemenin saja. Mau ada rencana dari kampus, gitu, jadi ke Bandung. Mau ada survei tempat. Kemungkinan seperti itu, cuma saya baru semalam dengar, memang ada acara di Bandung, cuma belum tahu waktunya kapan," jelas Sidik.
Umayah pergi dari rumah ke kediaman Nailisma di Depok pada Minggu (1/9) pagi dengan menggunakan motor. Setelah itu, keduanya meluncur ke Bandung dengan menyewa jasa rental mobil.
Mereka menginap di sebuah hotel di Bandung. Keduanya kembali ke Bekasi pada Senin (2/9) pagi.
"Check-in Minggu, check out-nya Senin pagi jam 08.30-an," ujar Sidik.
"Saya belum ada firasat itu, karena anak saya kan berangkat pakai motor, nggak bawa mobil juga. Apalagi anak saya tuh ke Depok, nggak ada info kalau anak saya pergi ke Bandung," ujar Sidik.
Setelah kecelakaan itu, keluarga kehilangan kontak dengan Umayah. Keluarga kemudian melaporkan kehilangan Umayah ke polisi.
"Saya belum sempat nyari waktu itu, karena saya pikir masih ada di Depok. Saya tunggu. Setelah hari Kamis, yang dari Depok (keluarga Nailisma) ke sini dikira dia (Nailisma) tidur di sini. Omnya ke sini, dipikir anaknya tidur di sini, saya kepikiran anaknya (Umayah) tidur di sana (rumah Nailisma). Dari situlah kita lapor polisi. Dia lapor polisi, kita lapor polisi," kata Sidik.
Keluarga hingga kerabat Umayah melakukan pencarian hingga di dunia maya lewat informasi kehilangan orang. Hingga akhirnya keluarga ke RS Polri Kramat Jati untuk mengidentifikasi jenazah korban kecelakaan. Meski saat itu tidak punya firasat anak menjadi korban kecelakaan, keluarga berinisiatif menyerahkan sampel DNA untuk mengidentifikasi 4 korban tewas.
"Daripada ini (simpang siur), jadi kita ke RS Polri saja. Inisiatif kita sendiri, setelah itu baru diumumin, kita inisiatif saja tes DNA," ujar Nur.
Setelah tes DNA, ternyata salah satu jenazah yang teridentifikasi adalah Umayah. Keluarga pun pasrah dan berserah kepada Yang Mahakuasa.
"Ya kalau kami kan dari keluarga sudah siap ya apa pun yang terjadi. Yang pasti ya kesedihan itu ada, tapi namanya kembali lagi itu sudah takdir, kehendak Allah," lanjutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini