Remaja Asal Asahan Alami Kebutaan, Ngaku Keseringan Main Game Online

Remaja Asal Asahan Alami Kebutaan, Ngaku Keseringan Main Game Online

Khairul Ikhwan Damanik - detikNews
Selasa, 10 Sep 2019 15:41 WIB
Surya Utama (19), remaja asal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut), alami kebutaan. (Foto: Khairul Ikhwan Damanik/detikcom)
Medan - Surya Utama (19), remaja asal Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut), mengalami kebutaan diduga karena terlalu sering main game online di handphone. Aktivitas main game itu bisa dilakukan Surya lebih dari lima jam dalam sehari.

Surya kini harus dituntun saat berjalan. Matanya tidak bisa melihat lagi. Didampingi ayahnya, Supardi (57), Surya melakukan pemeriksaan mata di Rumah Sakit Khusus Mata, Sumatera Eye Centre (Smec), Jalan Iskandar Muda, Medan, Selasa (10/9/2019).

Dikatakan Surya, kebutaan yang dialaminya berlangsung sejak akhir Mei 2019. Surya menyatakan, awal mula matanya mendadak merah, dan sehari berikutnya pandangannya mulai mengabur, dan hari berikutnya berangsur tak bisa melihat sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Surya menduga kerusakan matanya kemungkinan besar akibat keseringan main game di handphone yang dilakoninya sejak 2018. Menurut pengakuannya, ada tiga game yang sering dimainkan, yakni Mobile Legend, PUBG, dan Free Fire.

"Sehari bisa lima, terkadang tiga jam saja. Bisa main game sampai jam dua atau jam tiga pagi," kata Surya.

Kondisi matanya sudah beberapa kali diperiksakan ke dokter. Sejauh ini Surya baru diberi obat tetes mata, namun belum sampai tahap operasi.





Glaukoma Primer

Dr Pinto Pulungan yang menangani Surya menyatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan Surya menderita glaukoma primer. Ini penyakit yang generatif atau tidak bisa sembuh. Ada peninggian tekanan pada bola mata, dan kerusakan saraf pada penglihatannya.

"Kami lakukan dengan menegakkan diagnosa di sini, dengan scanning. Jadi scanning saraf penglihatannya, kita dapatkan foto scanningnya, bahwa sarafnya sudah mengalami atrofi, atau kematian saraf," kata Pulungan.

Disebutkan Pulungan, penyakit ini tidak disebabkan permainan-permainan gadget maupun alat-alat komputer, tidak ada hubungan. Tapi kalau penyakit lain mungkin, misalnya keletihan pada mata, atau infeksi maupun keletihan pada mata yang sangat hebat.



"Untuk pasien Surya ini dia memang murni glaukoma, tapi datang dengan sudah terlambat. Mungkin dia tidak ada keluhan selama ini. Sebenarnya penyakit ini bukannya datang tanpa keluhan, dan tiba-tiba buta, melainkan pasien yang tidak menyadarinya," kata Pulungan.

Terhadap kasus seperti ini, kata dia, penanganan medis yang dilakukan dengan cara diberikan obat-obat tetes mata atau obat makan sebagai upaya untuk menurunkan tekanan ke angka normal. Bila tidak tercapai angka normal, bisa dilakukan operasi.

"Bisa lakukan tindakan dengan sinar laser, operasi, yang sesuai kebutuhan untuk mencapai angka normal tadi. Makin normal dia, kebutaannya makin lama. Karena dia kan tidak akan mungkin sembuh. Kita lakukan penurunan tekanan untuk memperpanjang penglihatan dia," kata Pulungan.

(rul/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads