Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky mengatakan, peristiwa ini menjadi pembelajaran dari semua pihak. Masyarakat diminta berperan aktif untuk mencegah kejadian ini terulang.
"Memang untuk kekerasan seksual ini, memang menjadi perhatian kita. Hal ini bukan saja perhatian aparat, tapi justru warga seluruh masyarakat Kabupaten Bogor harus peduli. Semua harus berperan aktif, terkait pencegahan, sosialisasi, dan lain-lain," kata AKBP Dicky di kantornya, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (9/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky memastikan pelaku memiliki kelainan seksual. Selain dari usia korban yang terpaut jauh dengan korban, pelaku juga menyasar korban sesama jenis.
"Dapat dipastikan kelainan seksual. Selain di bawah umur, juga jenis kelamin (sama-sama laki-laki)," imbuh Dicky.
Pembunuhan terjadi pada Sabtu (3/8) lalu. Saat itu korban pamit ke orang tuanya untuk pergi ke acara istigosah.
"Korban pamit untuk istigosah, lalu saat korban berjalan, bertemu dengan pelaku. Lalu diajak," ucap Dicky.
Terkait hal ini, Dicky mengimbau orang tua agar lebih ketat memantau anak-anaknya ketika tidak berada di rumahnya. Sebab, bahaya mengintai ketika anak-anak lepas dari lingkungan keluarga.
"Kadang kalau anak pulang sampai tengah malam, harus dipertanyakan. Bukan saja bahaya kekerasan seksual, tapi juga bahaya narkoba, tawuran, ini sering terjadi," jelasnya.
Jangan sampai anak-anak tidak terkendali ketika berada di luar. Orang tua juga diimbau untuk lebih peka terhadap perubahan sikap dan perilaku anak.
"Ini sering kali terjadi karena lepasnya kontrol orangtua terhadap anak. Kalau komunikasi dibangun, perubahan sikap dan perilaku anak, pasti terlihat sekali. Apalagi, korban ini sudah pernah sebelumnya, melakukan kekerasan seksual ini. Jadi harus ke monitor," tuturnya.
Pelaku membunuh korban karena mengancamnya akan melaporkannya ke orang tua soal kekerasan seksual tersebut. Pelaku sudah tiga kali mencabuli korban dengan iming-iming uang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini