Dipolisikan Soal 'Persiapan Jatuhkan Jokowi', Sri Bintang: Terlampau Kecil

Dipolisikan Soal 'Persiapan Jatuhkan Jokowi', Sri Bintang: Terlampau Kecil

Farih Maulana - detikNews
Jumat, 06 Sep 2019 19:25 WIB
Foto: Sri Bintang Pamungkas (Farih-detikcom).
Jakarta - Sri Bintang Pamungkas menilai pernyataannya soal 'persiapan jatuhkan Jokowi' yang dipolisikan oleh Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) terlampau kecil. Sebab Sri Bintang mengaku memiliki target lebih besar daripada sekedar menjatuhkan Jokowi.

"Itu terlampau kecil, target kita bukan hanya Jokowi, tapi rezim yang kita mau jatuhkan. Tidak hanya sekadar rezim, tapi juga kita kembali ke UUD 1945 asli, mencabut mandat Jokowi, membentuk pemerintah baru. Itu target kita," ujar Sri Bintang di Rumah Kedaulatan Rakyat, Guntur 49, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2019).

Sri Bintang mengatakan, sebelum pelantikan Joko Widodo sebagai presiden terpilih dirinya akan membuat gerakan massa. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk penolakan Jokowi sebagai Presiden terpilih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kami dengan Front Revolusi Indonesia (FRI) tidak bergerak sendiri, bersama rakyat. Kita melihat memang rakyat menghendaki itu. Oleh karena itu kita maju untuk memimpin, jadi didasarkan keinginan rakyat bukan pribadi," katanya.

Menurutnya, gerakan massa itu sama halnya ketika menjatuhkan presiden-presiden terdahulu.

"Ketika zamannya Bung Karno dijatuhkan juga massa. Soeharto juga begitu. Di mana-mana, di Hong Kong juga begitu. Sudan, Aljazair juga begitu. Itulah daulat rakyat," katanya.

"Ketika sidang istimewa tahun 67 tanggal 7 Maret sampe tanggal 11 Maret dalam rangka menjatuhkan Soekarno itu baru hari terakhir itu diputuskan Soeharto adalah menjabat presiden. Tidak ada pikiran menjadikan presiden Nasution pada waktu itu. Forum sidang istimewa MPR menetapkan Soeharto itu dalam 5 hari terjadi," sambungnya.


Sri Bintang mengatakan aksi penolakan pelantikan akan disampaikan mulai pada Rabu (11/9) di depan gedung MPR, Jakarta. Namun, dirinya enggan menyebutkan apa saja yang akan dilakukan dalam aksi tersebut.

"Ada di pikiran, kan baru mau mulai tanggal 11 September. Tanggal 11 September itu apa yang terjadi saya sendiri masih belum bisa menceritakan antara planing dengan perwujudan. Belum tentu kejadiannya sama dengan direncanakan," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(nvl/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads