"Kondisi bayi tersebut sampai saat ini masih stabil, dan tentunya sudah dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk diagnosis bayi kembar siam tersebut angiografi untuk melihat jantungnya, dari hasil jantungnya menyatu. Itu yang harus kita diskusikan lebih lanjut dengan tim Surabaya," kata Dirut RSUP Sanglah I Wayan Sudana saat jumpa pers di kantornya, Jl Diponegoro, Denpasar, Bali, Rabu (4/9/2019).
Temuan ini menjadi kendala untuk operasi pemisahan kedua bayi kembar siam tersebut. Saat ini RSUP Sanglah sudah menyusun data medik untuk dikirim ke RSUD Dr Soetomo yang sudah berpengalaman menangani operasi pemisahan bayi kembar siam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi yang sama, Kepala Instalasi Rawat Inap dr Wayan Dharma Artana menuturkan kedua bayi kembar siam itu dirawat di ruang neonatal intensive care unit (NICU). Berat badan bayi itu juga sudah mengalami kenaikan.
"Sekarang minum sudah on demand, sudah dibebaskan tidak ditakar lagi. Seberapa adiknya mau kita berikan, tetapi untuk menjaga kondisinya perhitungan kalori minimal 50 cc per 3 jam, tapi kalau dia minta lebih kita lebih, minumnya ASI kalau kurang ditambah susu bayi. Berat badan terakhir 5,190 kg jadi ada peningkatan saat lahir, meski belum maksimal seperti bayi normal," urainya.
Dia juga menjelaskan selain jantung, hati kedua bayi itu juga menyatu. Namun, masing-masing memiliki organ pencernaan terpisah.
"Yang (jantung) menyatu bagian ventrikel bagian jantung, ada lubang, jadi berhubungan, masing-masing punya bilik dan serambi, tapi otot jantungnya menyatu. Kemudian bilik satu dengan yang lain menyatu, jadi aliran darahnya nyampur di situ. Pencernaan masing-masing punya, namun liver menyatu, nempel, punya saluran empedu tapi menempel," terang Artana.
Simak juga video Balita Kembar Siam di Kendari Ini Butuh Operasi Pemisahan:
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini