"Kan perkembangan, kan dinamisasi, kita lihat secara nasional daya dukung satu wilayah yang kemudian tidak mampu mengadopsi perkembangan wilayah ya tentunya itu tadi, jadi sesuatu yang wajar saja, sepanjang kajian teknisnya, administrasi, ekonominya memenuhi," ujar Tri di Jalan Pramuka, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jabar, Senin (2/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menurut saya kan, kan gini, kita lebih baik mundur tapi kemudian akan menambahkan menjadi tumbuh-tumbuh lagi, wilayah-wilayah, menjadi ada penyebaran, kalau sekarang semuanya di Bandung. Bandung sudah overload nih, udah nggak bisa lagi kembangin seperti apa. Kalau dikembangin ke daerah yang lain akan muncul kota-kota baru, menjadi satu tarikan, bangkitan, perjalanan yang baru, ekonomi juga akan banyak berkembang lagi tanpa kemudian nanti Bandung kehilangan identitasnya," ujar Tri.
Namun, dia menjawab detail saat ditanya apakah Bekasi cocok jadi ibu kota Jabar atau tidak. Menurutnya, pemindahan ibu kota harus dilakukan berdasar kajian yang lengkap.
"Kalau itu mah nggak usah dibahas karena nantikan yang bahas kan kajian," ucap Tri.
Sejauh ini ada tiga wilayah yang dilirik jadi ibu kota baru Jabar, yaitu Walini di Kabupaten Bandung Barat, Tegalluar di Kabupaten Bandung dan segitiga Rebana (Cirebon, Subang dan Majalengka).
Ridwan Kamil menyebut pemindahan yang dimaksudnya adalah pusat pemerintahan. Dia mengatakan bisa saja Bandung tetap ibu kota tapi kantor-kantor pemerintahan Jawa Barat dipindah ke satu titik tersendiri agar tidak terpencar satu dan lainnya.
"Belum tentu, ibu kotanya bisa tetap di Bandung, tapi kantor dinasnya ngumpul di sebuah tempat yang memadai, supaya pelayanan publik tidak menclak menclok, tidak efektif seperti sekarang. Kan ada dinas yang di Cimahi, ada yang di pinggir kota, kan nggak efisien," kata Emil di Hotel Horison Bandung, Jumat (30/8).
Simak Video "Tokoh Masyarakat Setuju Tegalluar Jadi Ibu Kota Baru Jabar"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini