Viral Kebaktian di Depan Masjid, PGI Nilai Wujud Asli Masyarakat RI

Viral Kebaktian di Depan Masjid, PGI Nilai Wujud Asli Masyarakat RI

Faiq Hidayat - detikNews
Senin, 02 Sep 2019 08:10 WIB
Foto: Jalan depan Masjid Darussalam yang digunakan untuk kebaktian (Jefrie/detikcom)
Jakarta - Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom menilai peristiwa kebaktian tutup peti di depan Masjid Darussalam, Cempaka Baru, Jakarta Pusat, sangat toleran. Masyakarat Indonesia disebut saling membantu tanpa membedakan agama.

"Saya kira peristiwa ini kembali menunjukkan bahwa pada dasarnya masyarakat Indonesia itu sangat toleran, dan sedia tolong menolong tanpa membedakan agama," kata Gultom kepada wartawan, Senin (2/9/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gultom menyebut selama puluhan tahun mengalami adanya hubungan baik antarumat beragama di Indonesia. Hal tersebut terjadi adanya bahu membahu membangun gereja di berbagai tempat di Indonesia.

"Pengalaman masa remaja saya, saya menyaksikan dan mengalami sendiri kerja sama seperti itu antara umat HKBP Pulo Asem dan umat Masjid Pulo Asem, bergotong-royong, bergantian membangun gereja dan masjid. Mereka hidup berdampingan, dan gedung gereja serta masjid pun berhadap-hadapan. Semuanya hidup damai," tutur Gultom.

"Hal sama terjadi di berbagai kota lainnya di Indonesia. Bahkan GMIST Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien di Jalan Enggano di Tanjung Priok, menggunakan dinding yang sama," lanjut dia.

Selain itu, Gultom mengatakan dalam perayaan di gereja yang berada di berbagai daerah, umat Muslim menjadi bagian kepanitian. Namun hal tersebut ditutupi oleh kelompok intoleran.

"Saya menyaksikan hadirnya umat muslim dalam kepanitiaan perayaan-perayaan tersebut. Saya dengar sebaliknya juga terjadi. Sayangnya hal-hal baik demikian tertutupi oleh ulah sekelompok orang yang selalu mengusik hidup yang harmonis tersebut. Dan aksi-aksi intoleran menguasai pemberitaan di publik," jelas dia.



Lebih lanjut, dia mengaku toleransi dan kerukunan harus dijaga di Indonesia. Oleh karena itu, adanya mengubah toleransi harus dilawan termasuk yang ditunggangi kepentingan politik.

"Upaya-upaya yang hendak mengubah masyarakat kita menjadi fanatisme sempit harus kita lawan. Apalagi ternyata hal-hal ini banyak ditunggangi oleh kepentingan politik. Saya percaya, semua agama, pada dasarnya hadir adalah dalam rangka menghargai kemanusiaan, apa pun pilihan agama dari orang tersebut," katanya.



Sebelumnya diberitakan, foto yang viral itu diunggah oleh Jefferson Goeltom di Facebook dan sudah dibagikan lebih dari 11 ribu kali. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (26/8) lalu.

Ninggor Gultom (54), suami mendiang Parludjiati, menceritakan awal mula dilakukannya prosesi tutup peti di depan masjid tersebut. Ukuran peti jenazah yang terbilang besar menjadi salah satu alasan terjadinya momen tersebut.

"Yang nggak habis pikir saya kok yang kemarin itu mungkin petinya terlalu besar jadi bisa masuk tapi posisinya miring. Tapi kalau keluar nanti kan nggak mungkin jenazah udah di dalam (peti) terus dimiringin," kata Ninggor Gultom kepada detikcom di kediamannya, Jalan Cempaka Baru, Jakarta Pusat, Minggu (1/9/2019).
Halaman 2 dari 2
(fai/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads