Warga Pacitan Lihat Sang Loreng, Harimau Jawa Bangkit dari Kepunahan?

Warga Pacitan Lihat Sang Loreng, Harimau Jawa Bangkit dari Kepunahan?

Danu Damarjati - detikNews
Minggu, 01 Sep 2019 09:26 WIB
Andries Hoogerwerf (29 August 1906 – 5 February 1977) (Wikimedia Commons)
Jakarta - Warga Pacitan, Jawa Timur, bersaksi telah melihat kucing besar dengan motif loreng. Ciri-ciri itu hanya dimiliki harimau, padahal harimau Jawa sudah punah sejak dulu. Apakah harimau Jawa bangkit dari kepunahan?

"Harimau Jawa dinyatakan punah pada tahun 1970-an dan sampai sekarang belum pernah ada bukti-bukti ilmiah keberadaannya," kata peneliti mamalia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Maharadatun Kamsi, kepada detikcom, Minggu (1/9/2019).



Kesaksian itu diutarakan warga sejak sepekan lalu. Tanda-tanda keberadaan Sang Loreng membuat warga jeri. Namun Datun, sapaan Maharadatun, menyatakan hingga kini belum ada yang bisa meyakinkan bahwa harimau Jawa belum punah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya, setelah 50 tahun dinyatakan punah sudah tidak pernah terlihat lagi, tidak ada rekaman yang bisa dijadikan bukti ilmiah seperti foto dan rambut," kata Datun.



Kabar-kabar keberadaan harimau Jawa yang dinyatakan Datun bukan kali ini saja terdengar. Dia ingat betul, pada 2017 pernah ada kabar viral yang menyatakan harimau Jawa ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Ternyata, itu bukan harimau Jawa, melainkan macan tutul saja.

"Macan tutul Jawa Timur tercatat di sekitar Gunung Lawu (Karanganyar-Ngawi) dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Termasuk Meru Betiri (Banyuwangi) juga. Macan tutul tercatat juga di Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo (Banyuwangi)," kata Datun.

Kata dia, macan tutul punya daerah jelajah yang luas, tergantung ketersediaan pakan dan daya dukung habitatnya. Rata-rata macan tutul jantan dewasa mampu menjelajah sampai 100 km persegi untuk mencari mangsa, sedangkan betina dewasa mampu menjelajah seluas 30 km persegi.

Sejak Sabtu (24/8) pekan lalu, warga Pacitan dihebohkan tanda-tanda dan kesaksian soal macan loreng, yang diduga harimau. Lokasinya ada di Desa Gemaharjo, Pacitan.



"Besar tubuhnya kira-kira seukuran kambing dewasa. Warnanya loreng," ucap Gamin (60), warga Lingkungan Kiteran, Dusun Gayam, Desa Gemaharjo, saat ditemui detikcom, Sabtu (24/8) lalu.

Namun, begitu bapak dua anak itu memalingkan wajah, dia melihat seekor harimau. Binatang jenis karnivora itu melompat dari arah semak belukar. Rupanya binatang buas itu bermaksud mengikuti binatang lain yang sudah lebih dulu melintas.

"Itu kejadiannya sudah sekitar 2 bulan yang lalu sekitar jam 03.30 pagi. Setelah itu, ada juga warga lain yang pernah melihat (harimau) itu," terangnya sembari menunjuk semak belukar tempat harimau muncul.
Halaman 2 dari 2
(dnu/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads