"Saya ikut tes pertama kali di intelijen dipermasalahin. Padahal, nilai saya paling tinggi dari semua calon, tapi karena saya intelijen dicurigai, ternyata pas sampai masuk KPK, barang kita bisa tanya toko sebelah," ujar Saut di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan framing orang, masih banyak orang baik di polisi, jaksa, masih banyak orang baik, jangan langsung dimatikan. Tapi ketika kita bicara perform pakai teori pada semua orang, pasti akan ketemu bahwa orang itu baik. Harapannya, pansel bisa menggambarkan secara utuh," katanya.
"Persoalannya adalah calon ini bisa nggak meyakinkan, 'Nih kita punya barang bagus, punya nggak?' Kalau ucapan dan pikirannya nggak sama, apa bagus?" tutur Saut.
Sebelumnya, Antam menolak anggapan bahwa anggota Polri yang bertugas di KPK bisa memperlemah KPK. Antam menyebut opini tersebut keliru.
"Saya tidak setuju kehadiran polisi untuk memperlemah KPK. Memang yang saya rasa, KPK saat ini menggunakan opini, penggiringan opini selalu, opini bahwa polisi masuk ke sana untuk memperlemah," kata Antam dalam tes wawancara dan uji publik di gedung Setneg, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
Antam juga menjelaskan anggota Polri yang masa dinasnya sudah selesai di KPK tidak pernah menghalangi kinerja KPK. Dia pun menilai KPK sudah berada di zona nyaman dan dirinya ingin mengubah KPK jadi lebih baik.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini