Menurut data Kementerian Agama, mereka yang wafat merupakan jemaah lanjut usia yang menderita penyakit bawaan.
Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Mina Akhmad Jauhari mengatakan jumlah jemaah yang wafat itu tercatat selama tiga hari atau hingga Senin (12/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mina juga merawat jemaah yang sakit. Saat ini, jemaah yang mendapat perawatan di KKHI hanya 10 orang karena kebanyakan dievakuasi ke KKHI Mekkah atau rumah sakit Arab Saudi.
Pun demikian, Jauhari mengatakan, jumlah jemaah yang wafat saat ini lebih sedikit dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurut data tim medis KKHI, pada periode Mina 2018, ada 25 jemaah yang wafat.
Jemaah yang wafat kebanyakan telah berusia lanjut antara 60 dan 90 tahun. Menurut dr Nafi Mahfudz, penghubung kesehatan KKHI, mereka yang wafat kebanyakan menderita penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, dan infeksi saluran pernapasan.
"Berbagai penyakit ini dipicu oleh dehidrasi atau heatstroke," kata Nafi dalam keterangan resmi Kementerian Agama yang dikutip detikcom.
Prosesi mabit dan lempar jumrah di Mina adalah salah satu tahapan terberat ibadah haji. Jemaah harus berjalan paling tidak 5 kilometer pulang-pergi dari maktab ke jamarat. Untuk itu, jemaah lansia diimbau dibadalkan saja.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji (Siskohat) Kementerian Agama per 13 Agustus pukul 18.31 waktu Arab Saudi, tercatat jumlah jemaah Indonesia yang meninggal dunia mencapai 150 orang. (ash/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini