"Biasa, awal-awal gitu. Intinya gini, semua sudah berdasarkan kesepakatan. PKL kan dimana-mana gitu, selalu," katanya, usai mengikuti rapat paripurna DPRD Kota Bogor, Senin (12/8/2019).
Bima menjelaskan, semua PKL yang direkomendasikan sudah melalui proses dialog. Pemindahan PKL dari Jalan Dewi Sartika ke kios di Jalan Nyi Raja Permas, katanya, bukanlah keinginan sepihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses dialog dengan mereka sudah cukup lama dan disepakati pindah ke Jalan Nyi Raja Permas. Nanti kalau sudah dibangun, masuk ke dalam pasar (PKL). Tahapannya seperti itu, ini tahap yang harus dilalui," lanjutnya.
Bima pun menegaskan, PKL yang ada itu tidak mungkin kembali ke Jalan Dewi Sartika. Sebab, sambung dia, Jalan Dewi Sartika adalah jalur alternatif.
"Enggak mungkin lagi (PKL) di Jalan Dewi Sartika karena ini menjadi alternatif baru untuk ke pusat kota dari arah barat. Di Jalan Dewi Sartika juga akan dibangun ruang terbuka hijau supaya rapi. Jadi enggak mungkin lagi ada PKL di pusat kota," imbuhnya.
Seperti yang diketahui, PKL di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor, yang direlokasi ke kios mengeluh karena sepi pembeli. Dagangan mereka ada yang sejak minggu lalu belum habis terjual.
Pedagang celana jins dan legging yang berjualan di Jalan Nyi Raja Permas, Rindu (42), mengatakan, ia berjualan di kios Jalan Nyi Raja Permas sejak Rabu (7/8/2019). Selama ia berjualan dari Rabu lalu hingga hari ini, Rindu mengaku dagangannya belum laku sama sekali.
"Saya sebelumnya jualan di Jalan Dewi Sartika, belum lama pindah ke sini. Di sini parah, dagangan saya belum laku sama sekali. Pedagang bisa gulung tikar semua," kata Rindu saat ditemui di lokasi relokasi.
Tonton Video Curhat Pengunjung CFD Terhimpit PKL yang Membludak:
(rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini