"Pasca Idul Adha dan berkurban setiap muslim secara individu dan kolektif niscaya menjadi suri teladan dalam mereka persaudaraan, saling membantu, tolong menolong, kebersamaan, dan keutuhan hidup bersama sesama umat manusia di manapun berada," kata Haedar di Lapangan Masjid Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2019).
Haedar menuturkan perbedaan agama, suku, hingga pilihan politik jangan sampai merusak solidaritas bangsa. Inti dari Idul Adha, menurut Haedar, adalah terus menjalin solidaritas sosial kepada sesama warga.
"Perbedaan agama, golongan, suku bangsa, kedaerahan, pilihan politik, dan keragaman latar belakang lainnya jangan merusak jalinan solidaritas sosial yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang mayoritas muslim," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Budaya dan praksis solidaritas sosial juga disebarluaskan guna menciptakan harmonisasi sosial yang memupuk benih-benih kepeduliaan, keberbagian, toleransi, welas asih, damai, dan saling memajukan yang membawa pada kebajikan hidup kolektif yang luhur dan utama," jelasnya.
Baca juga: Ini Respons Muhammadiyah soal NKRI Syariah |
Khotbah di Masjid Istiqlal akan Diterjemahkan ke Bahasa Isyarat:
(fdu/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini