"Itu yang saya agak aneh, seharusnya pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi, Bu Mega dan Pak Prabowo, begitu diapresiasi oleh rakyat, ternyata ada yang 'kebakaran brewok'," kata Andre saat diskusi di Gado-gado Boplo, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
Andre juga mengungkit soal sikap NasDem saat mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Dia menilai pernyataan itu berbeda dengan sikap NasDem saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Andre Rosiade mengatakan partainya belum menentukan sikap apakah akan bergabung ke pemerintah atau menjadi oposisi. Sikap partai akan disampaikan langsung oleh sang ketum, Prabowo Subianto.
"Saya ingin pastikan sampai saat ini tidak ada, belum ada keputusan resmi dari Partai Gerindra. Pak Prabowo akan memberikan keputusan di saat yang tepat dan pas. Yang jelas, Gerindra akan berpartisipasi secara konkret," kata.
Andre mengatakan akan menyarankan Prabowo mengambil sikap sebagai oposisi. Meski begitu, dia tetap akan patuh pada keputusan partai nantinya.
"Kalau saya pribadi, sesuai aspirasi dapil saya, Sumbar I, tentu kami menginginkan Partai Gerindra ada di luar pemerintahan. Saya akan mengusulkan pada Pak Prabowo untuk kita berada di luar pemerintahan menjadi oposisi yang konstruktif, di mana kebijakan Pak Jokowi yang baik kita dukung yang kurang baik kita kritisi. Tapi saya sebagai kader akan tegak lurus dengan apa pun keputusan partai saya," ujarnya.
Andre juga bicara soal makin akrabnya Prabowo dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kedekatan itu, kata Andre, tak ada kaitannya dengan iming-iming jabatan di pemerintahan.
"Pak Prabowo dengan Bu Mega punya hubungan spesial, khusus, secara personal dan kekeluargaan. Saat Pak Prabowo kembali ke Indonesia, dibantu Bu Mega dan Pak Taufiq Kiemas," tuturnya.
Poros Teuku Umar-Kertanegara itu sebelumnya mendapat respons 'dingin' dari NasDem. Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago awalnya mempersilakan apa pun partainya membuat poros.
"Dalam politik, sah-sah saja mau ada poros mana pun gitu ya. Kan partai politik di Indonesia ini sekarang banyak, ada lebih dari 13 kalau nggak salah. Jadi kalau ada yang ingin bikin poros-porosan, ya, silakan saja," ujar Irma di gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/8).
Ia mengatakan, saat Pilpres 2019, muncul friksi tajam di masyarakat. Irma menyinggung soal politik identitas yang menguat selama kontestasi Pilpres 2019. Irma menyarankan agar perpecahan itu dapat diatasi terlebih dahulu sebelum Gerindra memutuskan berkoalisi dengan PDIP atau partai politik di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lainnya.
PDIP Sindir NasDem yang Mau Boyong Risma ke Pilkada DKI:
(abw/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini