Fenomena tersebut diduga terjadi akibat perubahan cuaca, terutama tingginya gelombang laut. Kondisi itu membuat aktivitas para nelayan terganggu.
"Pantai kami penuh dengan ubur-ubur. Kondisinya mulai mengkhawatirkan karena mengganggu aktivitas nelayan," kata Ketua Anak Desa Sungai Pinang, David kepada detikcom, Jumat (9/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Istimewa |
Selain di Sungai Pinang, kata David, binatang laut itu ditemukan di beberapa pulau yang ada di sekitar Sungai Pinang, seperti Pulau Pamutusan, Sirandah, dan Pasumpahan. Sejauh ini belum ada upaya pembersihan pantai dari biota laut tak bertulang yang masuk kelas hewan Scyphozoa itu.
"Jumlahnya semakin banyak," terang David.
(knv/knv)












































Foto: Istimewa