Emirsyah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) C1 KPK. Diketahui sebelumnya, KPK telah menetapkan tiga tersangka terkait kasus pembelian mesin pesawat dari Rolls-Royce, yakni Emirsyah Satar, eks Dirut PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno, serta eks Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno.
Baca juga: KPK Tahan Emirsyah Satar |
Terbaru, KPK juga menjerat Emirsyah dan Soetikno sebagai tersangka pencucian uang. Emirsyah dan Soetikno diduga melanggar Pasal 3 atau Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Lulusan Universitas Indonesia
Emirsyah Satar lahir di Jakarta, 28 Juni 1959. Ayahnya berasal dari Sulit Air, Solok, dan ibunya berasal dari Bukittinggi.
Profesi ayahnya sebagai diplomat membuat hidupnya selalu berpindah-pindah. Emirsyah menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan ia menyelesaikan pendidikannya pada 1986.
2. Memulai Karier sebagai Auditor
Pasca-lulus dari Universitas Indonesia, Emirsyah mengawali karier sebagai auditor di kantor akuntan Pricewaterhouse Coopers. Dengan modal pendidikan akuntansi yang dimilikinya, Emirsyah kemudian memasuki dunia perbankan dan menjabat Assistant of Vice President of Corporate Banking Group Citibank.
3. Pindah ke Garuda Indonesia
Karir Emirsyah terus melesat. Pada 1998, ia menjabat Executive Vice President Finance (CFO) Garuda Indonesia. Di posisi ini, Emirsyah berperan penting dalam restrukturisasi keuangan Garuda Indonesia hingga 2001.
4. Kembali ke Dunia Perbankan
Pada 2003, Emirsyah kembali berpaling ke dunia perbankan. Saat itu, ia menjabat Wakil Direktur PT Danamon Indonesia. Ia juga pernah bekerja sebagai Presiden Direktur PT Niaga Factoring Corporation.
5. Kembali ke Garuda Indonesia
Setelah dua tahun di Danamon, Emirsyah kembali ke Garuda Indonesia dan menjabat posisi Direktur Utama. Saat masuk Garuda, Emirsyah harus menangani keuangan perusahaan yang di ambang kebangkrutan dengan kerugian mencapai Rp 5 triliun.
Tapi, di masa kepemimpinannya, Emirsyah berhasil mendongkrak kinerja Garuda Indonesia. Setelah memimpin Garuda Indonesia selama kurang-lebih sembilan tahun, Emirsyah mengundurkan diri pada 8 Desember 2014.
6. Menjajal Dunia E-commerce
Pada tahun 2015, Emirsyah terpilih sebagai komisaris independen PT Danamon Indonesia. Ia juga pernah menjabat chairman perusahaan e-commerce MatahariMall.com.
7. Kehidupan Pribadi
Emirsyah Satar memiliki seorang putra bernama Ega Dhana Rasyid Satar, hasil pernikahannya dengan Sandrina Abubakar. Tapi, pada 1 Agustus 2018, sang istri meninggal dunia di RS Siloam Semanggi setelah berjuang melawan kanker pankreas.
Sandrina juga sempat dipanggil sebagai saksi pada 2017. Tapi saat itu ia tidak hadir karena sakit. (vmp/lus)











































