"Nah ke depan kita akan bicarakan bersama-sama dengan PLN untuk memiliki pembangkit sendiri khusus untuk MRT, ketika MRT nanti juga jaringannya sudah luas. Ini (pembangunan MRT) baru fase satu. Jadi nanti pengembangan lebih luas, kita akan siapkan pembangkit sendiri," ucap Anies kepada wartawan setelah bertemu dengan General Manager PLN Distribusi PLN Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (7/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salah satu kesimpulan yang selama ini bahwa dengan adanya dua sumber listrik untuk MRT, dipastikan tidak terjadi mati listrik seperti kemarin karena dua sumber yang berbeda. Tapi karena kemarin seluruh sisi barat Pulau Jawa mati, maka dua sumber ini pun terganggu," ucap Anies.
Namun masih ada cadangan listrik yang digunakan untuk kondisi darurat. Dengan begitu, penumpang masih bisa dievakuasi.
"MRT punya backup untuk safety, sehingga lampu kereta berfungsi, seluruh pintu berfungsi, seluruh kegiatan untuk safety itu tidak terganggu, ada backup-nya. Tapi memang bukan backup untuk tetap menjalankan seluruh operasi," ucap Anies.
Untuk menggerakkan MRT, Anies mengatakan diperlukan listrik 100 megawatt. Dengan adanya pembangkit listrik sendiri, MRT tidak akan mengalami kejadian mati mendadak.
"Jadi disiapkan nanti ketika MRT sudah memiliki jangkauan yang luas. Sehingga secara ekonomis juga masuk akal. Tapi yang penting, dalam kondisi apa pun, keselamatan penumpang terjaga. Itu yang penting," kata Anies.
Cerita Penumpang MRT saat Pasokan Listrik Padam:
(aik/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini