Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari menilai 8 lembaga yang dilibatkan kemungkinan bisa membawa pengaruh ke salah satu capim KPK yang berasal dari lembaga itu.
Feri menyebut Pansel lebih baik mengutamakan saran publik ketimbang dari institusi karena dikhawatirkan berpihak ke calon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: ICW Berharap Pimpinan KPK Diisi Orang Baru |
"Rekam jejak yang berasal dari lembaga-lembaga tertentu bisa sangat tendensius ya, misalnya rekam jejak dari kejaksaan, tentu bukan tidak mungkin malah itu akan mendukung calon dari kejaksaan sendiri. Atau sebaliknya dari kepolisian akan mendukung calon dari kepolisian, begitu juga dengan lembaga-lembaga lain," ujar Feri di Sekretariat ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2019).
Karena itu, Feri menilai Pansel sebaiknya melakukan pengecekan rekam jejak capim sendiri. Pansel disarankan juga meminta lembaga masyarakat terkait usulan rekam jejak, ketimbang rekam jejak yang didapat dari lembaga pemerintahan.
"Oleh karena itu, cross check masing-masing penelusuran rekam jejak itu jadi sangat penting. Sayang kalau kemudian pansel malah fokus kepada lembaga-lembaga negara saja tapi kurang memperhatikan masukan publik soal track record," jelasnya.
Pansel Capim KPK usai mengumumkan 40 nama langsung melakukan tracking atau pelacakan rekam jejak mereka yang lolos tes psikologi capim KPK. Pelacakan dilakukan dengan melibatkan kepolisian, BNN hingga BNPT.
Tonton video 40 dari 104 Capim KPK Lolos Tes Psikologi, Ada Nama Anda?:
(zap/fdn)











































